Menu

Dolar AS Menguat Pesat Akibat Runtuhnya Saham-Saham Wall Street

A Muttaqiena

Aksi jual atas saham-saham raksasa di sektor teknologi AS berimbas luas hingga mendorong Dolar AS menguat pesat.

Pasca rilis data Building Permits dan Housing Starts pada sesi New York kemarin (20/November), Indeks Dolar AS (DXY) melesat dari 96.20 ke level 96.89, dan kemudian ditutup pada 96.82; meskipun sempat melemah pada sesi Eropa. Pada awal sesi Asia hari Rabu ini (21/November), DXY berupaya melanjutkan reli kembali dengan menanjak 0.03 persen ke level 96.85.

Greenback juga menguat versus mayoritas mata uang mayor, karena kepanikan yang merebak di pasar saham AS memicu pelaku pasar untuk menghindari mata uang-mata uang berisiko lebih tinggi pula. Kemerosotan terbesar diderita oleh AUD/USD yang kini mangkrak di kisaran 0.7211, sehubungan dengan korelasi positif antara AUD dengan sentimen risiko pasar.

 

Building Permits dan Housing Starts Melampaui Ekspektasi

US Census Bureau melaporkan bahwa Building Permits pada bulan September direvisi naik menjadi 1.270 Juta unit; sementara data bulan Oktober mencapai 1.263 Juta, lebih baik dari ekspektasi awal yang dipatok pada 1.260 Juta unit. Pertumbuhan Building Permits dalam bulan Oktober juga tercatat hanya melambat dari +1.7 persen menjadi -0.6 persen, alih-alih memerah jadi -0.8 persen seperti estimasi awal.

Di luar dugaan, data Housing Starts yang dirilis dalam waktu bersamaan pun menorehkan kenaikan dari 1.210 Juta menjadi 1.228 Juta, sedikit lebih tinggi dari perkiraan awal yang hanya sebesar 1.225 Juta. Rentetan laporan ini menepis keraguan pasar soal kondisi ekonomi, sekaligus memperkuat kembali posisi Dolar AS.

Data Building Permits mencatat jumlah ijin mendirikan bangunan yang dikeluarkan sebelum pembangunan dimulai. Di sisi lain, Housing Starts mengacu pada jumlah perumahan yang konstruksinya dimulai setiap bulannya. Keduanya berpengaruh cukup besar di pasar finansial AS karena pengeluaran terkait perumahan termasuk bagian dari data belanja konsumen (Consumer Spending) dan inflasi.

 

Gara-Gara Apple dan Facebook

Terlepas dari cemerlangnya data-data dari sektor perumahan AS, penggerak pasar yang sesungguhnya adalah aksi jual saham-saham raksasa di sektor teknologi AS, termasuk Apple, Facebook, Amazon, dan Alphabet (Google) akibat keraguan mengenai kondisi fundamental perusahaan. Daniel Ives dari Wedbush Securities mengatakan pada Bloomberg bahwa Apple dan Facebook secara khusus "menghadapi serangkaian kekhawatiran mengenai (kondisi) fundamental, valuasi, dan pertumbuhan secara umum menjelang tahun 2019."

Dalam satu sesi kemarin, indeks Dow Jones merosot 2.21 persen ke level 24,465.6, S&P 500 melorot 1.82 persen ke level 2,641.89, sementara Nasdaq anjlok 1.70 persen ke level 6908.8. Aksi jual di pasar saham masih berlanjut hingga lintas benua. Pada perdagangan sesi Asia hari ini, hingga saat berita ditulis, indeks Nikkei 225 telah menurun 1.20 persen ke level 21,325.4.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE