Menu

Dolar AS Menguat Terdukung Lonjakan Yield Obligasi AS

N Sabila

Melejitnya Yield obligasi US Treasury mendorong Dolar AS menguat terhadap mata uang-mata uang mayor hingga sesi perdagangan Jumat siang ini.

Seputarforex.com - Melejitnya Yield obligasi US Treasury mendorong Dolar AS menguat terhadap mata uang-mata uang mayor hingga sesi perdagangan Jumat (20/April) siang ini. Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga lagi oleh Bank Sentral AS (The Fed), membuat para trader memiliki alasan yang tepat untuk membeli Dolar AS.

 

 

Yield US Treasury 10-tahunan naik ke dekat level tinggi satu bulan, yakni di kisaran 2.93 persen. Analis Elias Haddad memandang kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan leading indicators yang terkait dengan inflasi. Di samping itu, data penunjang seperti survei bisnis manufaktur naik ke level tinggi multi tahunan pada bulan April.


Dolar AS Menguat Terhadap Mata Uang-Mata Uang Mayor

USD/JPY naik 0.28 persen ke angka 107.65 saat berita ini ditulis. Pagi tadi, Jepang merilis data inflasi konsumen (CPI) inti yang tercatat di angka 0.9 persen (year-on-year) pada bulan Maret sesuai dengan ekspektasi para ekonom. Angka tersebut lebih rendah dari raihan 1.0 persen pada bulan Februari.

Walaupun demikian, para analis mengekspektasikan inflasi konsumen inti Jepang akan memuncak pada tahun ini, sehubungan dengan kenaikan harga energi dan makanan. Kendati saat ini BoJ masih menegaskan untuk tetap mengucurkan stimulus moneter, para analis memprediksi bahwa kenaikan inflasi Jepang yang cukup tinggi tahun ini akan menjadi bahan pertimbangan mereka.

Yen pun tak berdaya menghadapi Dolar AS yang mendapatkan kekuatan dari lompatan Yield obligasi 10-tahunan. Di samping itu, Presiden AS Donald Trump pun tidak membuat kesepakatan dagang baru dengan Jepang dalam pertemuannya dengan PM Shinzo Abe di awal pekan lalu.

 

EUR/USD jatuh 0.22 persen ke angka 1.2340 saat berita ini ditulis. Reli Euro yang dimulai sejak awal tahun ini mulai loyo. Para investor mulai gugup melihat ekonomi Zona Euro yang medekati puncaknya. Selain itu, mereka pun menilai bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin akan bergerak makin santai dalam mengetatkan kebijakan moneter.

Satu faktor yang paling mencolok untuk melemahkan Dolar AS saat ini adalah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump. "Tidak ada dorongan yang riil dari kebijakan moneter. Selain itu, ada sedikit kelelahan dalam isu perang dagang dan hilangnya momentum siklus ekonomi global, utamanya dari Zona Euro, padahal AS sedang merangkak naik," kata Christin Tuxen daru Danske Bank.

Tuxen sendiri masih mengekspektasikan bullish Euro ke level 1.30 per dolar AS dalam 12 bulan ke depan. Namun dalam jangka pendek, Tuxen memprediksi pelemahan Euro sehubungan dengan ECB yang masih ogah-ogahan untuk menaikkan suku bunga.

 

AUD/USD juga tergerus, dengan diperdagangkan pada kisaran 0.7713 saat berita ini ditulis. Menurut Elias Haddad yang diwawancarai oleh Business Insider Australia, kenaikan Yield obligasi AS menjadi beban yang cukup besar bagi Dolar Australia dan aset berisiko lain. Saham-saham AS tergelincir dan harga komoditas terpukul mundur begitu Dolar AS menguat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE