Menu

Dolar AS Menurun Pasca FOMC Mei 2018

N Sabila

Meskipun melemah, Dolar AS diprediksi masih kuat dalam jangka pendek karena masih ada harapan akan kenaikan suku bunga dan data ekonomi AS yang apik.

Seputarforex.com - Dolar AS menurun pasca pengumuman FOMC Kamis (03/Mei) dini hari tadi. Melalui rapat FOMC bulan Mei ini, bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga dan menyatakan bahwa inflasi mendekati target 2 persen. Pernyataan FOMC dinilai tidak memenuhi ekspektasi hawkish para investor. Oleh sebab itulah Dolar sedikit menurun.

 

 

 

"Inflasi dalam basis 12 bulan diekspektasikan akan berjalan mendekati target simetris 2 persen yang dipasang oleh komite, dalam jangka waktu sedang," tulis FOMC dalam Statement. "Komite mengekspektasikan bahwa kondisi ekonomi akan berkembang sesuai dengan harapan, dan akan mendukung kenaikan Federal Fund Rate (suku bunga The Fed) secara bertahap."

Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang mayor, kini berada pada posisi 92.645. Begitu Statement FOMC dirilis, Indeks Dolar sempat tergelincir ke angka 92.834.

USD/JPY diperdagangkan pada angka 109.661 saat berita ini ditulis, meninggalkan level 109.815. Meski demikian, pair tersebut masih di level tinggi yang terbentuk sejak tanggal 23 April. Sementara itu, EUR/USD diperdagangkan di angka 1.1983, naik dari sebelumnya di angka 1.1954.

 

Dolar AS Masih Jadi Anak Emas

Meskipun melemah, Dolar AS masih diprediksikan kuat dalam jangka pendek. CEO Chantico Global, Gina Shancez, mengatakan pada CNBC bahwa Dolar AS sudah menembus puncak tertinggi sejak Oktober 2017. Dolar sudah mencapai Moving Average 200 pada tanggal 27 April dan diperdagangkan di atas level tersebut pada tanggal 1 Mei kemarin.

Pertumbuhan ekonomi AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga, lanjut Sanches, menjadi bahan bakar bagi penguatan Dolar. Terlebih lagi, mata uang pesaingnya seperti Euro dan Yen, sedang tersandung pelemahan data inflasi.

Di samping itu, Stephen Innes selaku Kepala Perdagangan di OANDA Singapura menyoroti bahwa pelemahan Dolar AS hari ini tak akan terlalu dalam. "Dolar AS mengalami sedikit penurunan setelah Statement terbaru The Fed... yang diinterpretasikan sebagai sentimen dovish. Namun, (sentimen dovish itu) tersembunyi di bawah kesan optimisme yang masih ditunjukkan dalam pernyataan FOMC," katanya.

Innes menambahkan bahwa pernyataan The Fed memang menunjukkan kepercayaan diri, dengan mengatakan bahwa inflasi masih dalam jalur yang diharapkan. "Selama data ekonomi AS terus mengerdilkan data ekonomi negara lain di seluruh dunia, terutama Uni Eropa, maka selama itu Dolar AS bakal terus menjadi anak emas pasar," ungkap Innes.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE