Menu

Dolar AS Naik, Masih Didukung Risk Aversion Terkait Virus Corona

Pandawa

Indeks Dolar AS berada di dekat level tertinggi sejak Oktober 2019, di tengah nuasa penghindaran risiko yang disebabkan oleh wabah Virus Corona.

Seputarforex.com - Dolar AS berada di dekat level tinggi pada perdagangan Asia hari Selasa (11/Februari). Pasar tengah diselimuti nuasa penghindaran risiko (risk aversion) di tengah penyebaran virus Corona dan korban jiwa yang terus bertambah.

Pada saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang mayor bergerak pada kisaran 98.85, atau berada di dekat level tertinggi sejak Oktober 2019. Sebelumnya, Indeks Dolar AS telah naik secara beruntun dalam 6 sesi perdagangan.

Penguatan Dolar AS saat ini cukup beralasan, mengingat statusnya sebagai mata uang safe haven disamping Yen dan Franc Swiss. Selain itu, kondisi perekonomian AS terbilang cukup impresif dibandingkan kawasan lain, sehingga minat investor terhadap Dolar AS senantiasa tertopang.

"Wabah Virus Corona telah memicu aliran modal masuk ke AS karena fungsi (mata uangnya) sebagai safe haven dan dukungan fundamental (AS) yang berjalan dengan baik sebagai faktor dukungan tambahan... justru yang rentan untuk saat ini adalah mata uang komoditas seperti AUD dan NZD," kata Imre Speizer, analis mata uang Westpac.

 

Jumlah Korban Virus Corona Tembus 1000 Orang

Menurut laporan terbaru dari otoritas kesehatan China pada hari Senin (10/Januari), jumlah korban meninggal dunia akibat Virus Corona telah mencapai 1016 orang, dari total puluhan ribu warga yang positif terinfeksi di berbagai negara.

Yang mengejutkan, penyebaran virus juga terjadi pada merekayang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China sebelumnya. Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa penyebaran kasus Virus Corona di antara orang-orang yang belum pernah ke China bisa menjadi "percikan api yang berpotensi membesar".

Kondisi inilah yang masih menjadi katalis pendukung Dolar AS selaku safe haven di samping Yen dan Franc Swiss. Terlebih, para analis memprediksi wabah Virus Corona akan memukul mundur perekonomian China hingga 1 persen di kuartal pertama 2020. Itu artinya, GDP akan merosot dibawah 6 persen yang selama ini menjadi level terendah dalam beberapa dekade terakhir.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE