Menu

Dolar AS Naik Meski Retail Sales Jauh Di Bawah Ekspektasi

Nadia Sabila

Dolar AS menguat mengabaikan rilis data Retail Sales yang anjlok di bawah ekspektasi. Investor lebih memilih Dolar karena fungsinya sebagai safe haven.

Seputarforex.com - Penjualan Ritel (Retail Sales) AS turun drastis di bulan Maret 2020. Kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk menutup pusat-pusat bisnis guna mencegah penyebaran virus Corona, menyebabkan pengurangan drastis terhadap sejumlah barang dan menurunkan aktivitas belanja masyarakat di negara tersebut.

Menurut laporan Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu (15/April), penurunan Retail Sales dalam basis bulanan mencapai -8.7 persen di bulan Maret. Selain lebih buruk daripada ekspektasi penurunan ke -8.0 persen, data tersebut juga menjadi kemerosotan terbesar sejak tahun 1992.

Akan tetapi, Core Retail Sales yang tidak memasukkan penjualan otomotif menampilkan hasil lebih baik daripada ekspektasi. Walaupun terjun ke level negatif, Core Retail Sales AS bulan Maret berada di -4.5 persen, lebih tinggi daripada ekspektasi di -4.9 persen.

Lesunya penjualan kala pandemi Corona memang tidak bisa dihindari. Pemerintah di semua negara, tak terkecuali di AS, menyerukan kebijakan untuk tinggal di rumah demi menghindari penularan Covid-19. Jutaan warga Amerika tercatat kehilangan pekerjaan sehingga tak ada pemasukan untuk belanja lebih. Fenomena ini menguatkan analisis para ekonom bahwa Amerika akan menghadapi resesi yang dalam.

"Ekonomi hampir terjun bebas," kata Sung Won Sohn, dosen ekonomi di Loyola Marymount University. "Kita akan melihat sebuah dasar ketika jumlah infeksi virus Corona mulai stabil. Dasar tersebut akan sangat dalam dari kemunculannya."

 

Dolar AS Abaikan Rilis Retail Sales

Kendati data Penjualan Ritel tersungkur, Dolar AS justru menguat. Fungsi Dolar AS sebagai safe haven kembali diminati, setelah pasar memperkirakan bahwa kerusakan ekonomi global akibat pandemi akan berlangsung lama dan berlarut-larut. Di sesi perdagangan malam ini, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.84 persen ke 99.69, berusaha rebound dari penurunan sepanjang pekan lalu.

Antje Praefcke dari Commerzbank mengatakan bahwa para investor tengah bersiap menghadapi data-data ekonomi yang negatif. Hal inilah yang memungkinkan Dolar AS untuk kembali menguat.

"Ini artinya, hal yang terburuk akan segera datang ke pasar yang ibaratnya sedang mengikuti 'ice bucket challenge'. Oleh sebab itu, aksi penghindaran risiko akan meningkat dan memungkinkan Dolar AS untuk terapresiasi lagi," kata Praefcke.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE