Menu

Dolar AS Pulih Meski Sirene Resesi Masih Membahana

A Muttaqiena

Dolar AS menguat sehubungan dengan data GDP Amerika Serikat yang lebih baik daripada ekspektasi sebelumnya.

Seputarforex - Greenback melepaskan tekanan yang dialaminya sejak rilis data PMI beberapa hari lalu . Publikasi data GDP Amerika Serikat kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonomi selama kuartal II/2022 tetap negatif, tetapi lebih baik daripada ekspektasi. Alhasil, indeks dolar AS (DXY) terdongkrak sampai kisaran 108.70-an pada perdagangan sesi Asia hari ini (26/Agustus).

Grafik DXY Daily via TradingView

US Bureau of Economic Analysis mencatat pertumbuhan -0.6 persen (Quarter-over-Quarter) dalam rilis laporan GDP Amerika Serikat kuartal II/2022 versi rilis kedua (second estimate). Tak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan AS telah resmi menghuni teritori negatif selama dua kuartal beruntun. Kendati demikian, angka tersebut lebih baik daripada estimasi konsensus yang sebesar -0.8 persen maupun pelaporan sebelumnya yang sebesar -0.9 persen.

Kurs Dolar AS pulih pada sesi New York kemarin, selaras dengan hasil dari rilisan tersebut. Para trader merasa lega karena indikasi perlambatan ekonomi tak lebih parah daripada perkiraan sebelumnya. Situasi seperti ini mendukung kenaikan suku bunga lanjutan yang berukuran jumbo dari The Fed.

Data GDP yang tercatat negatif selama dua kuartal beruntun biasanya dianggap sebagai indikasi resesi teknikal. Akan tetapi, para pejabat AS dan Federal Reserve membantahnya. Sejumlah ekonom juga menilai AS tidak sedang mengalami resesi karena pasar tenaga kerja yang kuat, belanja konsumen dan bisnis tetap lancar, serta pertumbuhan produksi dan pendapatan terus meningkat.

"Ada kesenjangan yang besar antara GDP riil dan data ekonomi lain pada paruh pertama tahun 2022. GDP riil jatuh, tetapi pertumbuhan ketenagakerjaan sangat kuat, GDI riil meningkat secara solid, dan produksi industri naik," kata Gus Faucher, kepala ekonom PNC Financial Services Group, sebagaimana dilansir oleh CNN.

Faucher menilai publikasi laporan GDP AS kuartal II/2022 versi rilis ketiga (final) pada bulan depan kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik lagi daripada laporan first estimate. Meski demikian, ia mengakui adanya risiko resesi yang cukup besar.

Faucher menambahkan, "Pertumbuhan ekonomi melambat dan risiko resesi meningkat. Perkiraan dasar PNC adalah pertumbuhan akan menjadi jauh lebih lemah selama beberapa tahun ke depan dan inflasi melambat, serta tidak ada resesi. Namun, terdapat probabilitas resesi sekitar 45 persen."

Perhatian pelaku pasar kini beralih ke jadwal peristiwa penting berikutnya dalam kalender forex, yakni rilis indeks harga PCE dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam ajang Simposium Jackson Hole . Konsensus mengharapkan Powell kembali menyampaikan pesan bernada hawkish tentang suku bunga, atau mengekspresikan sikap optimis terhadap prospek ekonomi ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE