Menu

Dolar AS Sideways, Reformasi Suku Bunga China Jadi Sorotan

A Muttaqiena

Pelaku pasar bersikap ekstra hati-hati menjelang peluncuran reformasi suku bunga bank sentral China (PBoC) esok hari.

Indeks Dolar AS bergerak sideways di sekitar level 98.20-an pada awal sesi Eropa hari ini (19/Agustus). Greenback terpantau menguat tipis terhadap sejumlah mata uang safe haven, meskipun mata uang berisiko lain masih tertekan. USD/JPY naik sekitar 0.2 persen ke kisaran 106.57, sedangkan AUD/USD melemah 0.15 persen ke level 0.6768. Investor dan trader bersikap ekstra hati-hati menjelang peluncuran acuan suku bunga pinjaman baru oleh bank sentral China (PBoC) esok hari.

Pada akhir pekan, PBoC mengumumkan sebuah reformasi suku bunga yang diharapkan dapat menekan biaya pinjaman bagi korporasi, serta menopang pertumbuhan ekonomi yang dibebani oleh dampak perang dagang. Pembaruan Loan Prime Rate (LPR) yang akan efektif mulai hari Selasa ini berhubungan dengan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah.

Menurut analis ANZ yang dikutip oleh Reuters, reformasi suku bunga China tersebut setara dengan pemangkasan suku bunga pinjaman hingga 45 basis poin. Sejumlah pelaku pasar lain mengekspektasikan LPR baru untuk terpangkas setara hingga 10-15 basis poin saja dibandingkan suku bunga lama. Menurut salah satu trader di Shanghai, reformasi suku bunga diharapkan melonggarkan beban pinjaman bagi UKM hingga 1 persen, tetapi pelonggaran semestinya juga akan mencakup pemangkasan pajak.

Dampak reformasi suku bunga PBoC terhadap nilai tukar di pasar forex tak dapat diprediksi semudah pemangkasan suku bunga bank sentral terkemuka seperti Fed atau ECB. Masalahnya, nilai tukar Renminbi dikendalikan oleh PBoC dan tidak sepenuhnya mengambang.

Sementara itu, pelaku pasar masih bergumul dengan ketidakpastian negosiasi dagang AS-China. Penasehat Gedung Putih, Larry Kudlow, mengungkapkan pada akhir pekan bahwa delegasi kedua negara akan berjumpa kembali dalam 10 hari ke depan. Akan tetapi, Presiden AS Donald Trump lagi-lagi mengatakan bahwa ia "belum siap" untuk membuat kesepakatan dengan Beijing dan mengutarakan keinginannya agar China meredam gejolak sipil Hong Kong terlebih dahulu. Sikap Trump tersebut mengisyaratkan tetap tingginya peluang China melancarkan tindakan balasan terhadap kenaikan tarif impor terbaru AS .


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE