Menu

Dolar AS Tetap Naik Meski GDP AS Direvisi Turun

Nadia Sabila

Departemen Perdagangan melaporkan bahwa GDP AS dalam basis tahunan tumbuh 2.0 persen di kuartal kedua, lebih rendah dari rilis awal di 2.1 persen.

Seputarforex.com - Dolar AS tetap menguat walaupun data GDP AS dikoreksi turun. Hal itu karena sentimen minat risiko yang bangkit, seiring munculnya kabar bahwa AS dan China akan kembali bernegosiasi pada bulan September mendatang. Diharapkan, perundingan itu dapat segera menyediakan solusi bagi perang dagang kedua negara tersebut.

 

GDP AS Direvisi Turun

Perekonomian AS sedikit melambat di kuartal kedua. Departemen Perdagangan melaporkan bahwa dalam basis tahunan, second-reading GDP AS tumbuh 2.0 persen, lebih rendah daripada advanced-reading yang mencapai 2.1 persen, dan merosot dari angka GDP kuartal pertama lalu yang berada di 3.1 persen. Revisi turun kali ini disebabkan oleh merosotnya belanja pemerintah, ekspor, investasi pabrik, dan investasi hunian.

 

Dolar AS Terdukung Sinyal Negosiasi AS-China

Penurunan tipis GDP AS tersebut rupanya diacuhkan bullish Dolar AS. Di sesi perdagangan Kamis (29/Agustus) malam, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.24 persen ke 98.43 dalam time frame harian, setelah sempat terjun ke level rendah 97.17 pada tanggal 23 Agustus lalu akibat aksi AS-China yang saling balas menaikkan tarif.

Pada hari ini, pihak Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa Washington dan Beijing akan segera membicarakan rencana perundingan babak terbaru. Namun, harapan akan tercapainya kemajuan masih bergantung pada penawaran Washington; apakah dapat menciptakan situasi yang kondusif atau tidak. Menteri tersebut juga mengungkapkan harapannya agar AS membatalkan tarif tambahan yang akan berlaku tanggal 1 September nanti.

Jumat lalu, dengan marah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menambah tarif sebanyak 5 persen lagi untuk barang-barang China senilai $550 miliar. Tindakan itu diambilnya beberapa saat setelah China menaikkan tarif pada produk-produk AS senilai $75 miliar.

Menanggapi kondisi ini, Gregory Anderson, Kepala Forex di BMO Capital Markets mengatakan bahwa kesepakatan masih akan alot, terutama jika melihat Tweet War kedua belah pihak yang tidak sepositif konfirmasi mereka pada media. Namun, kondisi ini masih cukup stabil untuk mata uang-mata uang negara berkembang dan mata uang komoditas.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE