Menu

Dolar AS Volatile Merespon Pidato Powell Di Jackson Hole

Nadia Sabila

Jerome Powell menyinggung pendekatan baru soal target inflasi di sImposium Jackson Hole. Dolar AS bergerak ekstrem menyambut pernyataan tersebut.

Seputarforex - Dalam pidato virtualnya untuk simposium di Jackson Hole pada Kamis (27/Agustus) malam ini, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ada sebuah langkah pembaruan dalam kebijakan bank sentral. The Fed secara resmi menyetujui kebijakan penargetan inflasi rata-rata.

Artinya, bank sentral AS itu akan membiarkan inflasi bergerak sedikit lebih tinggi daripada target 2 persen selama beberapa waktu. Hal itu juga mengingat bahwa inflasi AS bergerak di bawah level target dalam jangka waktu yang lama. Namun demikian, suku bunga masih akan dipertahankan di kisaran nol.

Perubahan tersebut dikodifikasikan dalam cetak biru kebijakan yang disebut "Pernyataan tentang Tujuan Jangka Panjang dan Strategi Kebijakan Moneter", yang pertama kali diadopsi pada tahun 2012. Kebijakan itu menginformasikan pendekatan The Fed terhadap suku bunga dan pertumbuhan ekonomi secara umum.

"Jika ekspektasi inflasi turun di bawah target 2 persen, maka suku bunga juga akan turun," kata Powell dalam sambutannya. “Jika demikian, maka nantinya kami hanya akan memiliki lebih sedikit ruang untuk memangkas suku bunga guna meningkatkan lapangan kerja selama penurunan ekonomi.”

"Banyak yang merasa (bahwa kebijakan ini) berlawanan dengan intuisi bahwa Fed ingin menaikkan inflasi," tambah Powell, "Namun, inflasi yang terlalu rendah dapat menimbulkan risiko serius bagi perekonomian."

 

Dolar AS Fluktuatif, Berpeluang Bearish Dalam Jangka Panjang

Merespon pidato Powell malam ini, Dolar AS diliputi ketidakpastian pasar. Indeks Dolar AS (DXY) sempat terjun ke level rendah 92.42 beberapa saat setelah pidato Powell, tapi kemudian melesat hingga nyaris 1 persen ke 93.32. Saat berita ini ditulis, harga sudah kembali ke area 92.92, diperdagangkan tidak jauh dari level pembukaan hariannya.

Dalam jangka panjang, apabila The Fed mampu menaikkan inflasi dengan suku bunga nol dalam waktu lama, maka kebijakan tersebut akan berdampak negatif bagi Dolar AS. Edward Moya dari OANDA mengatakan:

"Yang akan terjadi jika semua bank sentral lain mulai mengurangi stimulusnya dan menunjukkan sinyal pengetatan, sedangkan The Fed belum demikian... maka kalian akan mendapati selisih suku bunga yang tak menguntungkan bagi Dolar. Artinya, ini akan menyediakan outlook bearish untuk waktu yang lama bagi Dolar AS."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE