Menu

Dolar Australia Dibanting Konflik Dagang AS-China Dan Data KPR

A Muttaqiena

Aksi penghindaran risiko menjadi tema dominan hari ini akibat eskalasi konflik dagang AS-China, sehingga Dolar Australia kembali jatuh ke rekor terendah.

Nilai tukar mata uang Dolar Australia merosot sekitar 0.4 persen ke kisaran 0.6972 terhadap Dolar AS dalam perdagangan sesi Asia hari Senin ini (13/Mei), setelah kenaikan tarif impor AS atas produk-produk China mulai efektif pada akhir pekan lalu. Aksi penghindaran risiko menjadi tema dominan hari ini akibat eskalasi konflik dagang AS-China tersebut, ditandai dengan melonjaknya aset-aset Safe Haven seperti Yen dan anjloknya aset-aset berisiko lebih tinggi seperti Aussie. Saat berita ditulis, duet AUD/JPY telah ambruk lebih dari 0.5 persen ke level 76.53; kembali mendekati kisaran terendah sejak tahun 2016 yang terakhir kali dikunjungi saat anomali pasar pada bulan Desember 2018.

Harapan pasar akan tercapainya kesepakatan perdagangan antara dua negara adidaya dunia tampaknya sudah tenggelam. Sebaliknya, konflik justru menajam setelah Presiden AS Donald Trump mengatrol tarif impor dari 10 persen menjadi 25 persen untuk sebagian produk asal China. Di sisi lain, China bersikeras menolak tunduk kepada beragam tuntutan AS yang dianggap dapat merugikan kepentingan negaranya.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengindikasikan bahwa Trump bisa jadi akan berjumpa dengan Presiden China Xi Jinping secara bilateral dalam event pertemuan G20 di Osaka pada akhir Juni. Namun sementara ini, pelaku pasar tengah memantau tindakan balasan apa yang akan dilancarkan oleh China bagi Amerika Serikat.

David Cottle dari DailyFX mencatat, "Pasar forex berperilaku sesuai prediksi, dengan Yen Jepang yang anti-risiko naik daun seiring kejatuhan (mata uang) seperti Yuan dan Dolar Australia. Namun, Dolar AS secara umum flat terhadap mata uang-mata uang rival utamanya. Downtrend panjang AUD/USD telah terakselerasi meski bank sentralnya secara mengejutkan menolak pemangkasan suku bunga pada minggu lalu."

Dari perspektif teknikal, Cottle menilai, "Pasangan mata uang ini tetap berada di atas level terendahnya untuk tahun ini, tetapi formasi tentatif sebuah pola Pennant pada grafik Daily-nya menandakan bahwa downtrend bisa jadi berlanjut dalam waktu dekat, hampir tak terhindarkan lagi membawanya ke level terendah baru."

Sementara itu, data domestik yang dirilis tadi pagi kembali menggambarkan besarnya risiko perlambatan sektor perumahan Australia. Pertumbuhan pinjaman perumahan (Home Loans) merosot 2.5 persen (Month-over-Month) pada bulan Maret. Ini merupakan penurunan tiga bulan beruntun sejak awal tahun 2019, dan menyiratkan bahwa efek perlambatan sektor perumahan bisa jadi memengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga memasuki kuartal kedua.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE