Menu

Dolar Australia Masih Tertekan Pasca Rilis Data Indeks Upah

N Sabila

Indeks Upah (Wage Price Index) di Australia naik tipis 0.5 persen di kuartal pertama (quarter-on-quarter) tahun ini, di bawah ekspektasi kenaikan 0.6 persen.

Seputarforex.com - Indeks Upah (Wage Price Index) Pekerja di Australia naik tipis di kuartal pertama 2018, tak mampu memenuhi ekspektasi pertumbuhan dari para ekonom. Dalam basis tahunan, kenaikan mencapai 2.1 persen. Hasil ini tidak mendukung posisi Dolar Australia yang sampai sekarang masih tertekan karena penguatan Greenback.

 

 

Indeks upah Australia meningkat 0.5 persen di kuartal pertama tahun ini, lebih rendah daripada ekspektasi kenaikan 0.6 persen. Pertumbuhan upah di sektor swasta pun masih di dekat level rendah historis, yakni di 1.9 persen. Pertumbuhan upah tertinggi di Australia dicapai oleh sektor layanan kesehatan dengan kenaikan yang lebih dari 2 persen. Data yang terbilang mengecewakan tersebut diperkirakan akan membebani kenaikan belanja masyarakat dan menekan inflasi Australia yang masih di level rendah.

Pada hari Selasa kemarin, Deputi Gubernur Bank Sentral Australia (RBA) Guy Debelle mengatakan bahwa ada kemungkinan tingkat pengangguran yang lebih rendah masih lebih dibutuhkan oleh perekonomian Australia saat ini, ketimbang mengharapkan kenaikan upah.


Penguatan Dolar AS Masih Jadi Salah Satu Penekan Dolar Australia

Dolar Australia merespon laporan yang dirilis pada tersebut dengan penurunan AUD/USD dari 0.7470 ke 0.7450. Data tersebut membuat para investor mengekspektasikan RBA akan memilih untuk mempertahankan suku bunga rendah 1.50 persen mereka. Selain itu, penguatan Dolar AS sejak kemarin juga menjadi faktor yang melemahkan Dolar Australia.

Data Penjualan Ritel Amerika Serikat yang diumumkan kemarin malam,dan hawkish-nya komentar dari beberapa pejabat The Fed sukses menguatkan Dolar AS. Namun, ekonom National Australia Bank, David De Garis, yakin ada faktor lain yang membuat Dolar AS kembali reli.

"Bukan pemotongan pajak yang menaikkan Penjualan Ritel AS bulan April, bukan kenaikan suku bunga agresif yang diekspektasikan oleh pejabat The Fed John Williams, bukan pula pernyataan hawkish dari para pejabat The Fed lainnya (yang membuat Dolar AS menguat lagi) ... ," kata De Garis kepada Business Insider. "Kemungkinan hal ini disebabkan oleh re-evaluasi terhadap daya tarik yield obligasi AS dan momentum atau pergerakan teknikal," ungkapnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE