Menu

Dolar Australia Menguat, Didukung Surplus Dagang China

A Muttaqiena

Neraca perdagangan China tetap kokoh di tengah eskalasi konflik dagang global. Hal ini berkontribusi dalam mendongrak Dolar Australia terhadap USD sejak sesi Asia.

Dolar Australia mencatat kenaikan lebih dari 0.4 persen menuju 0.6800 terhadap Dolar AS dalam perdagangan hari ini (8/Agustus), setelah kemarin sempat anjlok akibat diseret keputusan RBNZ ke level terendah multi-tahun . Laporan neraca perdagangan China secara tak terduga menunjukkan kinerja lebih kokoh dibandingkan ekspektasi pasar, sehingga menopang aset-aset Asia-Pasifik di tengah eskalasi konflik dagang global.

Data resmi dari pemerintah China menunjukkan kenaikan ekspor hingga 3.3 persen (Year-on-Year) pada bulan Juli 2019, menepis estimasi penurunan 2 persen yang dipatok oleh konsensus ekonom. Impor juga mencatat penurunan lebih rendah dibandingkan estimasi, sehingga mengisyaratkan ketangguhan negeri adidaya Asia ini di tengah "serangan" kenaikan tarif beruntun oleh Amerika Serikat. Secara keseluruhan, neraca dagang China masih mencatat surplus sebesar 45.06 Miliar (versus estimasi 40.00 Miliar).

Tadi pagi, People's Bank of China menetapkan referensi nilai tukar Yuan pada level yang lebih kuat dibandingkan ekspektasi pasar, meskipun masih lebih dari 7 per Dolar AS. Pelaku pasar meresponnya dengan mendongkrak bursa saham Asia, walaupun rumor mengenai perang mata uang belum mereda.

Mata uang antipodean turut menanjak bersama tren ini. Selain itu, Aussie ditopang pula oleh ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga massal oleh bank sentral di kawasan Asia-Pasifik akan segera diikuti dengan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September.

"Keputusan oleh bank-bank sentral APAC untuk bertindak keras dan dini (bank sentral New Zealand, Thailand, dan India kompak melakukan pemangkasan suku bunga besar-besaran kemarin -red) telah menyediakan lebih banyak bahan untuk mengkhawatirkan resesi global," kata Rodrigo Catrill dari National Australia Bank, sebagaimana dikutip oleh Reuters, "Ini juga berarti bahwa Fed akan perlu bertindak untuk membantu."

Pada hari Rabu, Presiden Fed wilayah Chicago, Charles Evans, menyampaikan pendapat senada. Ia menyatakan kesediaannya untuk memangkas suku bunga guna mendongkrak inflasi, dan menanggulangi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi yang timbul dari konflik dagang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE