Menu

Dolar Australia Menguat Tipis Pasca Notulensi RBA November

N Sabila

Dolar Australia mengacuhkan lemahnya laporan pertumbuhan sektor konstruksi Australia Jumat (07/11) pagi ini dan bahkan kembali menguat setelah Bank Sentral Australia (RBA) merilis notulensi rapatnya yang kembali mengulang pernyataan bahwa kebijakan moneter Australia akan tetap stabil dalam beberapa waktu.

Dolar Australia mengacuhkan lemahnya laporan pertumbuhan sektor konstruksi Australia Jumat (07/11) pagi ini dan bahkan kembali menguat setelah Bank Sentral Australia (RBA) merilis notulensi rapatnya yang kembali mengulang pernyataan bahwa kebijakan moneter Australia akan tetap stabil dalam beberapa waktu.


AUD/USD diperdagangkan pada 0.8561 atau naik tipis 0.04 persen pada pukul 2:12 siang waktu Sydney. Mata uang Australia tersebut sempat merosot tipis di angka 0.8564 sebelum RBA merilis notulensi rapatnya. Dolar AS sendiri tengah menguat akibat data Klaim Pengangguran yang melebihi ekspektasi.

RBA menyatakan bahwa kebijakan moneternya saat ini sangat akomodatif karena rendahnya suku bunga mendukung kemerosotan mata uang baru-baru ini. Tetapi, berdasarkan indikasi-indikasi yang ada saat ini, RBA kembali mengulangi pernyataan petunjuknya bahwa keputusan yang terbijak saat ini adalah dengan menjaga stabilitas suku bunga.

Menjelang pernyataan RBA tersebut, AIGroup melaporkan bahwa indeks konstruksi jatuh 5.7 poin ke 53.4. Angka tersebut memang masih berada dalam kategori ekspansi, akan tetapi lebih rendah daripada ekspektasi.

Sorotan RBA

Di samping itu, pertumbuhan GDP Australia juga menjadi sorotan RBA karena diprediksikan akan masih berada dalam tren yang menurun hingga tengah tahun 2015. Selain itu, arus modal dari para investor masih mencari imbal hasil yang lebih tinggi dapat menahan Dolar Australia di level yang lebih tinggi daripada yang harus diimplikasikan oleh fundamental ekonomi Australia, tulis notulen tersebut.


Para Pembuat Kebijakan di RBA, tengah mengkhawatirkan koneksi yang terputus antara mata uang dan jatuhnya harga komoditas, yang 40 persennya adalah sumbangan dari jatuhnya harga bijih besi. RBA memprediksikan bahwa harga ekspor dibandingkan dengan harga impor, akan jatuh sekitar empat persen pada akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015. Dengan demikian, RBA menyimpulkan bahwa kebijakan moneter yang sangat akomodatif tersebut akan terus menyediakan support bagi permintaan dan dapat membantu pertumbuhan untuk menguat tepat waktu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE