Menu

Dolar Australia Turun Akibat Notulen RBA Dovish

N Sabila

Dolar Australia menurun setelah dirilisnya notulen rapat Bank Sentral Australia (RBA) yang menyiratkan pandangan dovish.

Seputarforex.com - Dolar Australia menurun setelah dirilisnya notulen rapat Bank Sentral Australia (RBA) yang menyiratkan pandangan dovish, yakni pandangan yang cenderung menunda kenaikan suku bunga. Di sisi lain, laporan Pertumbuhan Domestik Bruto (GDP) China yang menguat di atas ekspektasi tidak terlalu diperhatikan oleh para investor Dolar Australia.

 

 

 

Selasa (17/Apr) pagi ini, AUD/USD diperdagangkan turun dari level tinggi 0.7787 di sesi pembukaan, ke angka 0.7762. Sedangkan AUD/NZD diperdagangkan di angka 1.0560, sedikit tergelincir dari level pembukaan di angka 1.0562.


Notulen Rapat RBA April 2018

Pembuat kebijakan di RBA mengatakan bahwa kenaikan suku bunga Australia bisa dilakukan, akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melaksanakannya. Risalah rapat kebijakan moneter yang telah digelar pada tanggal 3 April itu sebenarnya mencatat bahwa para anggota cenderung setuju untuk menaikkan suku bunga daripada menurunkannya lagi di masa depan. Namun dengan meningkatnya angka pengangguran dan naiknya inflasi yang bertahap, mereka sepakat bahwa bulan ini maupun jangka waktu dekat ini, bukanlah waktu yang tepat untuk kenaikan tingkat suku bunga acuan.

Sebagai informasi, awal bulan ini RBA telah mempertahankan suku bunganya di level 1.50 persen, yang menjadi level suku bunga tak diubah terlama sepanjang sejarah Australia. Terakhir, RBA memotong tingkat suku bunga sebanyak 0.25 persen di bulan Agustus 2016. Bank sentral yang dipimpin oleh Philip Lowe tersebut juga tidak melakukan penyesuaian anggaran.


GDP China Sedikit Di Atas Ekspektasi

Setelah rilis notulen RBA, muncul laporan ekonomi dari negara tujuan ekspor utama Australia yaitu China. Ekonomi China dilaporkan tumbuh 6.8 persen di kuartal pertama 2018 dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Angka tersebut sedikit lebih tinggi daripada ekspektasi dan tidak berubah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Data GDP China tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Negeri Tirai Bambu tahan banting, walaupun outlook-nya masih dibayangi kebijakan bea impor yang diterapkan oleh AS.

Dolar Australia rupanya lebih memilih untuk merespon RBA dan mengabaikan data China, terbukti dengan AUD/USD yang bergerak turun. Menurut analis FXStreet, AUD/USD diperkirakan akan terus tertekan hingga sesi Eropa nanti, karena para trader masih mencerna ke-dovish-an RBA. Selain itu, aksi-aksi di pasar ekuitas juga akan memberikan pengaruh bagi performa Dolar Australia.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE