Dolar Gagal Lanjutkan Rebound Meski GDP AS Naik |
Data GDP AS menunjukkan rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang masa, tetapi Dolar AS gagal menguat karena tertekan sentimen risk-on.
Seputarforex - Dolar AS kembali tergelincir ke level rendah setelah sempat naik tipis pasca rilis serangkaian data ekonomi Amerika Serikat malam ini (25/November). Indeks Dolar AS turun 0.19 persen ke 92.04 saat berita ini ditulis, sementara USD/JPY tergelincir 0.1 persen ke 104.338.
GDP AS Naik, Unemployment Claims Bertambah
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa ekonomi AS tumbuh 33.1 persen di kuartal ketiga 2020, sesuai dengan estimasi. Hasil tersebut sekaligus menjadi kenaikan tertinggi sepanjang sejarah, mengingat total penurunan GDP AS di dua kuartal sebelumnya hampir mencapai minus 37 persen.
Menyusul kemudian, Departemen Ketenagakerjaan merilis Unemployment Claim mingguan. Berkebalikan dengan GDP, klaim pengangguran justru mengecewakan. Jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran naik dari 748,000 menjadi 778,000. Padahal, para ekonom mengekspektasikan jumlah klaim pengangguran berkurang menjadi 732,000.
Hal ini menunjukkan bahwa penularan virus Corona babak kedua di AS berdampak pada pemulihan pasar tenaga kerja. Pasalnya, kebijakan lockdown yang terpaksa diberlakukan kembali membuat aktivitas ekonomi kembali menurun.
Progres Vaksin Dan Stimulus Fiskal AS Masih Jadi Sorotan Utama
Perhatian pasar belum berpaling dari perkembangan vaksin dan politik AS menjelang pergantian presiden. Setelah pengumuman keberhasilan uji coba dari sejumlah perusahaan farmasi AS, kini riset terbaru menunjukkan bahwa vaksin virus Corona dapat tersedia sebelum akhir tahun.
Sementara itu, presiden AS Donald Trump kemarin mulai kooperatif terhadap proses transisi kepemimpinan walaupun ia tak mencabut gugatan atas kekalahannya terhadap Joe Biden. Merespon kabar itu, saham-saham AS menghijau. Sebaliknya, Dolar AS sebagai safe haven currency kembali tertekan.