Menu

Dolar Galau Menyusul Progres Stimulus Fiskal AS

A Muttaqiena

Dolar AS sempat melempem pada sesi Asia, tapi kembali bergairah saat memasuki sesi Eropa. Isu stimulus fiskal AS dan gejolak obligasi masih jadi penggerak pasar.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) sempat terperosok ke 90.68 pada sesi Asia tadi pagi (1/Maret), setelah US House of Representatives mengesahkan paket stimulus fiskal senilai USD1.9 triliun yang telah lama ditunggu pasar. Mata uang-mata uang high risk memanfaatkan peluang untuk memangkas pelemahan versus Greenback, tetapi DXY terangkat lagi ke kisaran 90.95 saat memasuki sesi Eropa.

AUD/USD dan NZD/USD sempat meroket nyaris 0.7 persen. Tetapi saat berita ditulis, masing-masing hanya menyisakan gain sekitar +0.5 persen. GBP/USD cenderung defensif, sementara EUR/USD melanjutkan kemerosotannya Jumat lalu.

Keputusan US House of Representatives untuk meloloskan paket stimulus fiskal sejumlah persis yang diinginkan Gedung Putih telah berkontribusi besar dalam mendorong minat risk-on pasar, sehingga harga komoditas dan bursa ekuitas Asia ikut melambung. Meski demikian, paket ini sejatinya masih harus menempuh satu rintangan lagi sebelum dapat diluncurkan untuk membantu korporasi dan warga AS yang terdampak pandemi.

Paket stimulus selanjutnya akan maju untuk dipertimbangkan oleh Senat AS di mana pengesahannya mungkin menghadapi tantangan dari golongan oposisi, yakni partai Republik. Aksi beli pada aset-aset high risk sedikit tertahan lantaran ketidakpastian tersebut.

Selain itu, pasar juga mewaspadai kemungkinan terjadinya gejolak pada yield obligasi lagi. Sebagaimana diketahui, lonjakan drastis pada yield obligasi pekan lalu telah mendorong apresiasi dolar AS dalam semua major pairs. Yield obligasi AS sudah lebih kalem sekarang, tetapi berpotensi terpacu lagi sehubungan dengan jadwal pidato Ketua The Fed dan rilis data NFP pada hari Jumat.

"Arah USD kemungkinan tergantung bukan hanya pada arah, melainkan juga laju, pergerakan obligasi global," ungkap pakar strategi dari Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan riset yang dikutip oleh Reuters, "Risiko condong pada USD yang lebih kuat pekan ini, karena kami ragu bank-bank sentral akan melakukan intervensi dengan cara yang berarti."

Menurut para analis dari salah satu bank terbesar di kawasan Antipodean itu, pergerakan obligasi mengalahkan data ekonomi sebagai penggerak pasar forex. Alasannya, yield bergerak "jauh mendahului" fundamental ekonomi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE