Menu

Dolar Garang, Wall Street Tumbang Menanti Data AS Pekan Ini

A Muttaqiena

Sejumlah berita menghebohkan memicu aksi risk-off yang menguntungkan dolar AS menjelang publikasi data ekonomi penting pekan ini.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) konsisten menanjak sejak pembukaan perdagangan awal pekan hingga mencapai kisaran 113.50-an pada sesi Asia hari Selasa (11/Oktober). Penguatan Greenback berhubungan dengan data Nonfarm Payroll yang ciamik, aksi risk-off yang merebak akibat sejumlah berita menghebohkan pada hari Senin, serta antisipasi pasar menjelang publikasi data-data ekonomi penting pekan ini.

Grafik DXY Daily via TradingView

Wakil Ketua Federal Reserve, Lael Brainard, kemarin mengatakan bahwa kebijakan moneter AS yang lebih ketat sudah mulai berdampak pada perekonomian, dengan perlambatan ekonomi mungkin berlangsung lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya. Ia menilai dampak sepenuhnya dari kenaikan suku bunga The Fed baru akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan.

Terlepas dari itu, The Fed gigih mengetatkan kebijakan moneter secara agresif. Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengklaim bank sentral memiliki konsensus yang kuat untuk menaikkan target suku bunga sampai 4.5 persen per Maret 2023, kemudian mempertahankannya pada level tersebut hingga inflasi menurun dan rantai pasokan pulih. Meski pasar tenaga kerja akan melemah akibat kebijakan tersebut, ia yakin situasi tidak akan sampai mengalami resesi.

Berbeda dengan optimisme para pejabat The Fed, pelaku pasar justru kian gundah memikirkan prospek ekonomi menjelang musim rilis laporan keuangan di Wall Street. Hal ini berdampak pada jatuhnya sejumlah indeks saham utama AS, termasuk Dow Jones dan S&P 500. Nasdaq Composite bahkan amblas lebih dari 1 persen hingga mencetak harga penutupan terendah sejak 2020.

"Orang-orang khawatir terhadap perekonomian. Mereka khawatir terhadap kemungkinan resesi," kata Jake Dollarhide dari Longbow Asset Management, sebagaimana dilansir oleh Reuters.

Para trader dan investor berikutnya akan memantau rilis notulen rapat FOMC pada hari Rabu dan data inflasi AS pada hari Kamis. Kedua data ekonomi berdampak besar itu dapat memberikan petunjuk tentang arah kebijakan The Fed sekaligus prospek AS ke depan.

Pelaku pasar juga mengkhawatirkan perkembangan perang Rusia-Ukraina yang kembali memanas. Rusia kemarin melancarkan serangan misil jarak jauh ke sejumlah kota di Ukraina, sebagai aksi balasan atas peledakan jembatan selat Kerch yang menghubungkan Rusia dengan daerah pendudukannya di Krimea. Presiden Vladimir Putin mengancam akan menitahkan lebih banyak serangan jika Ukraina menggempur "wilayah Rusia" lagi.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE