Menu

Dolar Lanjut Bullish Meski Data Ekonomi AS Beragam

Nadia Sabila

Data Durable Goods Orders AS bulan Mei naik melebihi ekspektasi, sedangkan GDP dan Klaim Pengangguran tidak terlalu positif. Namun, Dolar tetap menguat akibat aksi penghindaran risiko.

Seputarforex - Meski tidak semuanya positif, data-data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada Kamis (25/Juni) malam ini tidak menghambat bullish Dolar AS. Mata uang tersebut sebelumnya telah mendapatkan dorongan naik akibat aksi beli safe haven di tengah pertambahan kasus baru COVID-19 di AS. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.16 persen ke 97.37, tertinggi dalam tiga hari terakhir.

 

GDP, Durable Goods Orders, Klaim Pengangguran AS

Rilis data Gross Domestic Products (GDP) AS untuk estimasi final tidak mengalami perubahan. Pertumbuhan AS anjlok ke -5 persen di kuartal pertama 2020, sesuai dengan estimasi sebelumnya. Penurunan GDP kali ini adalah yang terendah sejak kuartal akhir 2008, akibat pembatasan sosial berskala besar demi menyetop penyebaran virus Corona.

Sementara itu, kabar baik datang dari pesanan barang-barang tahan lama (Durable Goods Orders). Data pesanan barang-barang pabrikan AS melonjak 15.8 persen di bulan Mei 2020, jauh melebihi ekspektasi kenaikan ke 10.3 persen, dan rebound dari bulan April yang merosot -18.1 persen.

Permintaan alat-alat transportasi menyumbang kenaikan terbanyak sebesar 80.7 persen, disusul kemudian oleh pesanan untuk suku cadangnya yang meningkat 27.5 persen. Tanpa menghitung pesanan pesawat terbang, data Durable Goods Orders juga meningkat. Laporan yang juga disebut sebagai Core Durable Good Orders itu naik dari -7.7 persen ke 4.0 persen di bulan Mei, melebihi ekspektasi kenaikan 2.0 persen.

Di sisi lain, data Klaim Pengangguran AS justru lebih buruk daripada ekspektasi. Untuk pekan yang berakhir tanggal 20 Juni, tercatat 1.480 juta orang mengajukan tunjangan pengangguran di AS. Meski masih lebih rendah daripada pekan sebelumnya, tetapi jumlah tersebut lebih banyak daripada ekspektasi 1.3 juta. Hal ini disebabkan karena berlanjutnya PHK oleh beberapa perusahan, menyusul penutupan usaha-usaha non esensial pada Maret lalu.

 

Lonjakan Infeksi Baru COVID-19 Di AS

Kabar pertambahan kasus baru virus Corona di AS merupakan katalis utama yang menguatkan Dolar AS saat ini. Rabu kemarin, Gubernur New York, New Jersey, dan Connecticut menghimbau kepada orang-orang yang baru saja melakukan perjalanan dari beberapa wilayah zona merah di AS untuk kembali melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

"Akselerasi (pertambahan infeksi) terbilang sangat cepat di banyak wilayah di AS. Hal ini akan terus menjadi masalah bagi pasar," demikian komentar Erik Nelson, analis dari Wells Fargo.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE