Menu

Dolar Melemah, Pasar Butuh Pemicu Volatilitas Baru

N Sabila

Rival mayor Dolar seperti Dolar Australia, Euro, dan Yen menguat karena para investor sedang menunggu pemicu baru dalam pasar forex.

Seputarforex.com - Dolar AS melemah di Selasa (07 Agustus) sore ini, di tengah menguatnya mata uang-mata uang mayor yang berhasil memulihkan diri dari tekanan Dolar. Rival mayor Dolar seperti Dolar Australia, Euro, dan Yen, berhasil naik karena para investor USD masih menantikan pemicu volatilitas baru dalam pasar forex.

Indeks Dolar yang mengukur kekuatan Greenback terhadap mata uang-mata uang mayor, turun 0.17 persen ke angka 95.10. Sebelumnya, indeks ini sempat naik ke level tinggi satu tahun.

EUR/USD naik seperempat persen ke angka 1.1583. Pasangan mata uang tersebut kemarin sore jatuh ke level 1.1530, tepatnya setelah data Pesanan Industri Jerman dilaporkan meleset dari ekspektasi.

Sementara itu, Dolar AS melemah terhadap Dolar Australia, meskipun RBA tidak melakukan perubahan kebijakan moneter bulan ini. AUD/USD naik 0.5 persen ke level tinggi satu pekan di 0.7427, beberapa jam setelah kebijakan moneter RBA dirilis.

Di sisi lain, USD/JPY tampak turun ke posisi 111.28 dari 111.34, sedangkan GBP/USD naik 0.15 persen ke 1.2962, memperkecil penurunan yang diperoleh dari komentar Menteri Perdagangan Inggris tentang Brexit kemarin malam.

 

Dolar AS Perlu Penggerak Lagi

Sebelum ini, Dolar AS menguat karena dua hal:

Namun demikian, kedua hal tersebut masih diliputi dengan berbagai gejolak tak menentu. "Masih banyak sekali ketidakpastian dalam kebijakan impor. Kita tidak tahu persis seberapa banyak implementasinya dan seberapa buruk dampaknya," kata Shinichiro Kadota, ahli Forex Senior di Barclays Tokyo.


"Dalam siklus ini, pasar sudah meyakini apa yang akan The Fed lakukan di masa depan. Dolar membutuhkan driver baru untuk mengeluarkan pasar dari mode ranging saat ini," kata Viraj Patel dari ING Bank London.



Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE