Menu

Dolar Menanjak Tipis Setelah Rilis Data Inflasi Ambigu

A Muttaqiena

Data inflasi AS terbaru mampu menyokong kurs dolar AS, tetapi tak memicu reli yang signifikan dan tak mengubah ekspektasi suku bunga The Fed.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DY) beranjak naik seusai rilis data inflasi AS kemarin, tetapi masih dalam rentang konsolidasi yang terbentuk pekan lalu. Saat berita ditulis pada sesi Asia hari Rabu (15/Februari), Dixie beredar pada kisaran 103.40-an.

Data inflasi AS aktual melebihi estimasi konsensus, tetapi masih melanjutkan tren penurunan yang berkelanjutan. Alhasil, data ini mampu menyokong USD tapi tak dapat memicu reli yang signifikan.

Grafik DXY Daily via TradingView

Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen meningkat 0.5% (Month-over-Month) pada Januari 2023, lebih tinggi daripada kenaikan 0.1% pada periode sebelumnya. Namun, pertumbuhan itu terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM yang bersifat volatile saja. Indeks harga konsumen inti meningkat 0.4% (Month-over-Month) dalam kurun waktu yang sama; selaras dengan estimasi konsensus dan sama dengan periode sebelumnya.

Laju inflasi tahunan menunjukkan kenaikan lebih tinggi daripada estimasi, tetapi menurun dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi inti sebesar 5.6% pada Januari, atau menurun dibandingkan 5.7% pada Desember. Sementara itu, pertumbuhan inflasi utama tercatat 6.4% (Year-over-Year) pada Januari, lebih rendah daripada 6.5% pada Desember.

Ini merupakan laporan inflasi tahunan paling rendah sejak Oktober 2021 bagi negeri Paman Sam. Dengan demikian, kendati angka-angkanya melampaui estimasi, data diperkirakan tidak akan mengusik ekspektasi suku bunga The Fed.

Athanasios Vamvakidis, kepala strategi FX G10 global di Bank of America, mengatakan, "Inflasi di AS jelas melekat. Ini akan menjaga kebijakan The Fed tetap pada jalurnya, menjaga dolar AS tetap kuat - (tapi) belum tentu (menjadi) lebih kuat. Gambaran besarnya adalah bahwa data inflasi dengan jelas menunjukkan bahwa pasar terlalu berlebihan dalam memperkirakan penurunan inflasi tahun ini hingga (berharap penurunan itu) memungkinkan Fed memangkas suku bunga."

"Pasar jelas cenderung memasang posisi short pada dolar untuk paruh pertama tahun ini," kata Erik Nelson, pakar strategi makro Wells Fargo, "(Tapi) dengan angka IHK seperti ini dan data aktivitas baru-baru ini, akan sulit bagi dolar untuk terus dijual. Saya pikir (dolar AS) akan tetap relatif kuat dalam jangka pendek."

Pelaku pasar kini menantikan perilisan laporan penjualan ritel AS nanti malam, serta inflasi produsen dan rangkaian data lain yang akan dipublikasikan besok. Pencarian katalis berikutnya untuk dolar AS masih terus berlanjut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE