Menu

Dolar Naik Pesat Di Tengah Buruknya Data Ekonomi Non-AS

A Muttaqiena

Ekspektasi pertumbuhan GDP Amerika Serikat kuartal I/2019 menempatkan Dolar AS pada posisi lebih baik ketimbang beberapa negara asal mata uang mayor lain.

Indeks Dolar AS (DXY) menggapai daily high pada kisaran 97.75, kisaran tertingginya sejak awal Maret, setelah publikasi data inflasi Australia yang amat mengecewakan. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (24/April), DXY telah mundur sejengkal ke level 97.66, tetapi Dolar AS masih unggul versus mayoritas mata uang mayor lain. Dibandingkan dengan situasi berbagai wilayah lain yang masih tersendat-sendat, Amerika Serikat diperkirakan tetap menampilkan kinerja ekonomi bagus dalam kuartal pertama tahun ini.

Kemarin, data New Home Sales bulan Maret 2019 dilaporkan melesat hingga mendekati level tertinggi dalam 1.5 tahun terakhir. Laporan tersebut melengkapi peningkatan penjualan ritel dan ekspor Amerika Serikat yang dirilis sebelumnya, sehingga mendukung sentimen positif bagi Dolar AS menjelang rilis data preliminer Gross Domestic Product (GDP) AS kuartal I/2019 pada hari Jumat mendatang.

Meskipun estimasi awal mengenai GDP AS kuartal I/2019 hanya mengharapkan kenaikan 2.1 persen (Quarter-over-Quarter), tetapi pelaku pasar mengantisipasi rilis data aktual yang lebih tinggi. Di tengah antisipasi tersebut, minimnya laju inflasi Australia dan resesi industri Zona Euro jadi cenderung menekan Aussie dan Euro versus Greenback.

"Secara khusus, perekonomian Eropa tampak lemah jika dibandingkan dengan perekonomian AS, dan ini menggarisbawahi kelemahan Euro," kata Takuya Kanda dari Gaitame.com Research, kepada Reuters. Lanjutnya, "Amerika Serikat kini diekspektasikan mengalami pertumbuhan kokoh pada kuartal pertama, (sehingga) memperkuat posisi Dolar secara relatif terhadap Euro."

Pasangan mata uang AUD/USD telah merosot nyaris 1 persen hingga level terendah harian 0.7027, setelah inflasi konsumen Australia dilaporkan tak mengalami kenaikan sama sekali selama kuartal I/2019 . Sementara itu, EUR/USD melemah 0.15 persen lagi ke arah 1.1200-an, padahal kemarin sudah tumbang sekitar 1 persen pasca rilis laporan rasio utang Zona Euro. Data Eurostat menunjukkan bahwa 11 negara anggota Zona Euro gagal memangkas utang ke level sebelum masa krisis utang Eropa, serta masih menanggung rasio utang (Debt-to-GDP Ratio) lebih tinggi dibandingkan standar 60 persen yang ditentukan oleh Uni Eropa.

Dolar AS juga menguat pesat terhadap Dolar Kanada, dengan posisi USD/CAD naik 0.3 persen ke kisaran 1.3460. Pelaku pasar memperkirakan bank sentral Kanada ( Bank of Canada/BoC ) bakal menyampaikan sinyalemen yang lebih dovish dalam pengumuman pasca rapat kebijakannya nanti malam. Lemahnya data ekonomi domestik Kanada diperkirakan akan memaksa BoC membatalkan rencana perubahan kebijakan dalam tahun ini, serta merevisi turun ekspektasi suku bunga normalnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE