Menu

Dolar Naik Setelah Jatuh Pasca Tarif Impor Tambahan AS

N Sabila

Amerika bersiap menambah lagi tarif impor terhadap barang-barang China senilai $200 miliar.

Seputarforex.com - Dolar AS naik di sesi Asia Rabu (11/Juli) hari ini, setelah mengalami penurunan drastis terhadap Yen di sesi kemarin malam, menyusul tarif impor tambahan yang baru saja diberlakukan oleh Amerika Serikat kepada China.

 

 

Tarif Impor Tambahan AS

Kabar terbaru dari Washington kembali membangkitkan kekhawatiran akan perang dagang. Beberapa hari setelah penerapan tarif impor 25 persen terhadap barang-barang China senilai $34 miliar, Amerika bersiap menambah lagi tarif impor terhadap barang-barang China senilai $200 miliar.

Perwakilan dari Departemen Perdagangan AS, Robert Lighthizer, dini hari tadi merilis daftar yang berisi ribuan barang-barang China susulan yang akan dikenakan tarif 10 persen. Kali ini barang-barang tersebut termasuk buah-buahan dan sayuran, handbags, lemari es, jas hujan, dan sarung tangan baseball.

Untuk kebijakan tarif AS minggu lalu, Beijing segera meresponnya dengan menerapkan tarif pula terhadap barang-barang AS senilai $34 miliar. Sedangkan untuk rencana kebijakan hari ini, sampai berita ini ditulis, belum ada kabar resmi tentang apa tindakan yang akan diambil China.

"China terpaksa melakukan (kebijakan tarif) balasan demi melindungi pokok kepentingan bangsa dan negara kami," kata Menteri Perdagangan China, Jumat (06/Juli) lalu sembari menduga bahwa Amerika sengaja melakukan perisakan perdagangan.

 

Reaksi Dolar AS Dan Mata Uang Lainnya

Menanggapi kabar tersebut, Dolar AS sempat jatuh terjungkal terhadap Yen, dimana USD/JPY turun dari angka 111.281, ke 110.844. Namun saat berita ini ditulis pada pukul 10:00 WIB, Dolar telah kembali menguat dengan USD/JPY yang diperdagangkan di angka 111.061.

Mata uang lain yang mengalami kejatuhan adalah Dolar Australia. Selama sepekan, Aussie menikmati kejayaan seiring dengan kembalinya minat risiko, namun saat berita ini ditulis, AUD/USD diperdagangkan di level rendah 0.7412, turun drastis dari level tinggi 0.7473.


"Dengan munculnya pengumuman dari AS soal tariif impor untuk China, maka reaksi balasan dari China akan menjadi event kunci yang perlu diawasi dalam beberapa hari ke depan," kata Shinichiro Kadota, senior FX strategist untuk Barclays di Tokyo.


"Jika China menanggapi dengan menerapkan tarif yang lebih besar pula, maka ekuitas pasar berikut USD/JPY dan Dolar Australia akan menghadapi tekanan turun yang lebih jauh," tambahnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE