Menu

Dolar New Zealand Melemah Diterpa Aksi Penghindaran Risiko

N Sabila

Dolar New Zealand melemah akibat penghindaran risiko, efek domino dari penerapan bea impor barang-barang AS di China.

Seputarforex.com - Dolar New Zealand melemah setelah China membalas AS untuk menerapkan bea impor. Minat risiko pun surut dengan beralihnya para investor ke aset-aset safe haven seperti Yen Jepang dan emas. Selasa (03/Apr) pagi ini, NZD/USD diperdagangkan di kisaran 0.7202, dari sebelumnya di posisi 0.7234. Namun saat berita ini ditulis pada pukul 09:30 WIB, pair tersebut sudah terangkat sedikit ke kisaran 0.7211.

 

 


Nuansa Pasar Yang Risk-Off

Kemarin, China telah secara resmi menyatakan penerapan tarif impor sebesar 25 persen terhadap 128 produk yang diimpor dari AS. Langkah itu ditempuh sebagai tanggapan atas kebijakan bea impor baja dan alumunium oleh Presiden AS Donald Trump. Saham-saham AS tumbang di tengah kekhawatiran akan tercetusnya perang dagang dan setelah kicauan Trump tentang Amazon yang dianggapnya tidak adil terhadap retailer konvensional.

"Bersiaplah untuk menghadapi perjalanan yang terjal begitu pekan ini dimulai, tepatnya setelah ekuitas AS tumbang kemarin malam," kata Miles Workman, ekonom Bank ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip oleh Scoop. Workman memperkirakan bahwa Dolar New Zealand akan melemah, terperangkap dalam nuansa perdagangan global yang sedang menghindari risiko.

Terhadap JPY, Dolar New Zealand merosot ke kisaran 76.43 yen dari 76.89 yen kemarin. Pergerakan ini terjadi setelah Yen menguat ke level terkuat mingguannya terhadap Greenback. Laporan tentang ISM Manufaktur AS yang menurun 1.5 poin ke 59.3 tak banyak melemahkan Dolar AS. Menurut Workman, hasil itu masih merupakan angka yang sangat sehat.

Sementara terhadap Dolar Australia, Dolar New Zealand hanya sedikit menguat, dengan AUD/NZD yang diperdagangkan di angka 94.20 dari sebelumnya di 94.16. Siang ini, Bank Sentral Australia (RBA) akan mengumumkan kebijakan moneternya. Pasar mengekspektasikan tidak akan ada perubahan kebijakan. Namun, komentar dari gubernur bank sentral tersebut tetap dinanti, terutama yang terkait dengan kemungkinan perang dagang pasca penerapan bea impor oleh China terhadap barang-barang dari AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE