Menu

Dolar Terancam Shutdown Dan Gagal Bayar Utang Pemerintah AS

A Muttaqiena

Greenback menghadapi risiko government shutdown pada hari Kamis ini, sekaligus ancaman gagal bayar utang AS pada 18 Oktober mendatang.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) mencapai rekor tertinggi setahun pada level 94.43 kemarin, tetapi reli tampak mulai mengendur hari ini (30/September). Yield obligasi AS mulai stabil setelah reli sepekan, sementara sebagian pelaku pasar tengah mewaspadai perkembangan isu anggaran pemerintah AS. Greenback menghadapi risiko government shutdown akibat kedaluwarsa anggaran federal AS pada hari Kamis ini, sekaligus ancaman gagal bayar utang AS pada 18 Oktober mendatang.

Tanggal 30 September menandai berakhirnya tahun fiskal pemerintah federal Amerika Serikat, sekaligus menjadi tenggat waktu bagi Kongres AS untuk mengesahkan anggaran bagi tahun fiskal berikutnya. Pada hari Selasa, Menteri Keuangan Janet Yellen juga memeringatkan bahwa Kongres harus memberikan otorisasi bagi Departemen Keuangan untuk mensuspensi atau menaikkan batas utang AS paling lambat pada 18 Oktober 2021 jika tidak ingin mengalami gagal bayar atas utang-utangnya.

Pada hari Rabu, House of Representatives telah meloloskan undang-undang yang akan memperbolehkan suspensi batas utang AS. Tapi kubu Republikan di Senat AS hampir pasti bakal menjegal pengesahannya.

Sebagai solusi sementara untuk mencegah government shutdown, Senat mungkin akan berupaya mencapai kesepakatan bipartisan guna menyediakan dana bagi pemerintah federal hingga awal Desember. Namun, masih ada tanda tanya besar tentang apakah kesepakatan tersebut benar-benar bakal tercapai tepat waktu. Seandainya pun terjadi kesepakatan, itu hanya akan menunda shutdown ke akhir tahun dan belum memberikan solusi bagi ancaman gagal bayar utang AS.

Posisi kurs dolar AS saat ini masih terjaga oleh ekspektasi tapering The Fed dalam waktu dekat, karena kecilnya kemungkinan shutdown maupun default pemerintah AS. Namun, semua mata tetap akan terus memantau tarik-ulur isu ini di Kongres.

Government shutdown bukanlah hal baru di negeri Paman Sam. Shutdown paling singkat terjadi selama 1 hari pada era Presiden Jimmy Carter dan Presiden Ronald Reagan, sedangkan yang paling lama sepanjang 35 hari pada era Presiden Donald Trump. Setiap kali shutdown mengakibatkan kerugian antara jutaan hingga miliaran dolar AS, selain juga mengakibatkan ratusan ribu PNS dirumahkan.

Aspek yang "baru" dalam krisis anggaran AS tahun ini terletak pada kemunculan risiko gagal bayar utang. Tapi mayoritas analis meyakini bahwa kubu Demokrat maupun Republik sama-sama tak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Saya melihatnya (gagal bayar AS) sebagai peluang yang sangat kecil, meskipun dengan semua sandiwara (di Kongres saat ini), peluangnya telah meningkat," kata Ben Koltun, direktur riset Beacon Policy Advisors, sebagaimana dilansir oleh MarketWatch, "Jika (gagal bayar) itu benar-benar terjadi, itu akan mengubah krisis politik yang dibuat-buat menjadi sebuah krisis ekonomi. Kepercayaan dan keyakinan (pasar) kepada AS tidak akan penuh lagi."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE