Menu

Dolar Terhimpit Ekspektasi Pemulihan Dan COVID-19 Babak Dua

A Muttaqiena

Kurs Dolar dan sentimen global masih terombang-ambing antara ekspektasi pemulihan ekonomi dan kabar tentang merebaknya gelombang kedua pandemi COVID-19.

Seputarforex - Indeks Dolar AS terpantau melemah di level 97.45 saat berita ditulis (22/Juni), tetapi belum keluar dari kisaran tertinggi rentang perdagangan pekan lalu. Kekhawatiran terhadap gelombang kedua pandemi COVID-19 mendorong sebagian investor beralih ke aset-aset safe haven. Meski demikian, aset-aset high risk masih menguat berkat ekspektasi pemulihan ekonomi global lebih cepat.

Pada hari Minggu, World Health Organization (WHO) melaporkan rekor baru dalam kenaikan harian jumlah kasus infeksi virus Corona (COVID-19) sebesar 183,020. Pertambahan paling pesat tercatat di kawasan Amerika Selatan dan Utara, yaitu sebanyak 116,000 kasus baru dalam 24 jam. Pandemi di Amerika Serikat semakin meluas, sementara Brazil menjadi negara kedua yang mencetak jumlah korban meninggal lebih dari 50,000 jiwa akibat COVID-19.

Total jumlah kasus COVID-19 kini sudah mencapai lebih dari 8.7 juta di seluruh dunia, dengan 461,000 orang meninggal (versi WHO). Walaupun demikian, berbagai negara tampaknya enggan untuk menerapkan kebijakan lockdown lagi. Pembatasan sosial terbatas hanya diberlakukan kembali pada tingkat lokal di Beijing, China, dan negara bagian Victoria, Australia.

Respons berbagai negara terhadap isu gelombang kedua pandemi COVID-19 seperti ini, agaknya turut menjaga sentimen pasar. Total posisi short neto pada Dolar AS melonjak ke rekor tertinggi sejak tahun 2018 dalam pekan lalu, mengisyaratkan besarnya keyakinan pelaku pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global. Bank-bank sentral juga mulai mengurangi withdrawal dolar via jalur swap khusus yang disediakan oleh Federal Reserve, sehingga menandakan normalisasi kondisi likuiditas global.

"Kami memperkirakan pasar forex akan terus terjebak di antara pemulihan indikator-indikator ekonomi dan kekhawatiran terhadap gelombang kedua infeksi COVID-19 dalam sepekan ke depan," ungkap analis dari Barclays dalam sebuah catatan yang dikutip oleh Reuters.

Barclays memprediksi kurs Dolar Kiwi akan tertekan lagi. Namun, mereka menilai Euro berpeluang menguat versus Dolar AS ke level 1.14 jika data PMI hari Selasa berhasil melampaui ekspektasi.

Kurs EUR/USD sempat anjlok pada akhir pekan lalu lantaran pertemuan para pemimpin Uni Eropa yang berbuah nihil. Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin Uni Eropa ternyata tidak meneken proposal dana pemulihan bersama yang diharapkan oleh pelaku pasar . Alasannya, proposal tersebut masih perlu dinegosiasikan lagi. Negosiasi baru akan dilaksanakan dalam sebuah pertemuan khusus yang bakal digelar pada bulan Juli mendatang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE