Menu

Dolar Turun Setelah Kenaikan Inflasi AS Dilaporkan Melambat

Nadia Sabila

Dolar AS dilanda profit-taking atas perlambatan inflasi AS. Namun, pasar tetap mengawasi isu tapering The Fed dan perkembangan data selanjutnya.

Seputarforex - Dolar AS melorot di sesi perdagangan Rabu (11/Agustus) malam, setelah kenaikan inflasi konsumen (CPI) AS bulan Juli dilaporkan melambat. Data tersebut menjinakkan ekspektasi pengurangan stimulus moneter The Fed yang belakangan ini menjadi isu paling santer di pasar. Saat berita ditulis, Indeks Dolar (DXY) turun 0.17% ke 92.91, menghentikan kenaikan yang terbentuk sejak 4 Agustus.

 

Kenaikan CPI AS Mulai Kalem

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pertumbuhan CPI AS melambat dari 0.9% menjadi 0.5% di bulan Juli, sesuai dengan ekspektasi konsensus. Core CPI AS yang tidak memasukkan harga makanan dan bahan bakar juga merosot dari 0.9% ke 0.3%.

Kondisi inflasi tersebut sebetulnya sudah pernah diutarakan oleh ketua The Fed Jerome Powell beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, kenaikan inflasi akan melambat seiring makin banyaknya suplai barang yang memenuhi permintaan pasca lockdown.

 

Isu Tapering The Fed Masih Jadi Sorotan

Terlepas dari kenaikan inflasi yang mulai melambat, para analis menilai jika kebijakan The Fed tentang tapering aset tetap perlu diawasi, terlebih karena sejumlah pejabat The Fed telah menyatakan dukungan. "Laporan CPI sudah cukup untuk menciptakan aksi profit-taking Dolar AS. Akan tetapi, pada akhirnya itu bukanlah game changer bagi The Fed," komentar Kathy Lien, Direktur BK Asset Management, "Mereka masih akan mengumumkan tapering, kemungkinan dalam enam pekan ke depan."

Sejak awal Agustus, Dolar AS sudah terdongkrak oleh data ketenagakerjaan yang positif. Esther George, Presiden The Fed Kansas City, mengatakan bahwa standar untuk mengurangi program pembelian obligasi tampak sudah terpenuhi dari lonjakan inflasi, perbaikan pasar tenaga kerja, dan ekspektasi permintaan yang terus menguat saat ini. "Saya mendukung penghentian pembelian aset dalam kondisi seperti ini," kata George dalam seminar virtual yang diselenggarakan oleh National Association for Business Economics.

Kendati demikian, Edward Moya dari OANDA berpendapat jika The Fed masih akan bergantung pada data. Menurutnya, "Semua akan bergantung pada laporan ketenagakerjaan bulan depan. Jika hasilnya tidak mengesankan, maka (pengumuman) tapering yang digadang-gadang akan diumumkan pada September mendatang bisa saja akan dimundurkan hingga akhir tahun."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE