Menu

Dolar Turun Tanggapi Data China Dan Perkembangan Virus Di AS

Nadia Sabila

Data perdagangan China yang membaik dan kabar pekembangan virus corona terbaru cenderung kurang menguntungkan bagi Dolar AS.

Seputarforex.com - Dolar turun ke level rendah dua pekan pada sesi perdagangan Selasa (15/April) malam. Pasalnya, minat risiko pasar mulai bangkit setelah data ekonomi China dilaporkan lebih baik daripada ekspektasi, dan muncul sentimen positif dari update penyebaran virus corona di AS.

Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 98.87, turun 0.61 persen dari sesi sebelumnya. Sementara itu, USD/JPY melemah 0.48 persen dan diperdagangkan di 107.198, level terendah sejak 05 April silam.

 

Data-Data Terbaru Redam Bullish Dolar AS

Pagi tadi, ekspor China untuk bulan Maret dilaporkan hanya turun 6.6 persen. Hasil tersebut jauh lebih baik daripada perkiraan penurunan 14 persen. Impor China juga dirilis lebih baik daripada ekspektasi, dengan mencatatkan penurunan tak sampai 1 persen versus ekspektasi penurunan 9.5 persen.

"Dolar telah mempertahankan bias pelemahan moderat di tengah konteks posisi Risk-On, dengan pasar finansial global yang telah kembali ramai pasca libur panjang, khususnya di Eropa dan Asia-Pasifik. Data perdagangan China bulan Maret pun menyajikan asupan bullish bagi pasar saham di Asia. Data tersebut menunjukkan pengurangan kemerosotan impor dan ekspor setelah jatuh di bulan Januari dan Februari," tulis tim analis Action Economics.

Di samping itu, kabar terbaru tentang infeksi Covid-19 di Amerika Serikat cenderung membangkitkan minat risiko. Jumlah kematian harian dilaporkan menurun drastis, dan pemerintah AS bahkan mulai berencana untuk membuka kembali aktivitas perekonomiannya bulan depan.

Hal ini membuat para trader mengabaikan safety net yang mereka dapatkan dari tingginya likuiditas Dolar. Mereka pun beralih ke mata uang-mata uang berisiko dan ekuitas. Dolar Australia sebagai salah satu riskier currencies, dilaporkan melanjutkan reli terhadap Dolar AS hari ini.

"Peningkatan yang sedang berlangsung dalam sentimen risiko investor global jangka pendek, berkombinasi dengan kebijakan agresif The Fed, mulai menurunkan Dolar AS," kata Lee Hardman, analis di MUFG.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE