Menu

Dollar AS Ambruk Pasca Data Penjualan Ritel Yang Merah

Pandawa

Nilai Dollar AS anjlok terhadap beberapa mata uang usai laporan data penjualan ritel yang mengalami penurunan begitu juga dengan Indeks Harga di tingkat Produsen yang belum mampu bangkit dari keterpurukan. Tercatat Greenback paling terpukul oleh Poundsterling dan Euro.

Nilai Dollar AS anjlok terhadap beberapa mata uang usai laporan data penjualan ritel yang mengalami penurunan, begitu juga dengan Indeks Harga di tingkat Produsen yang belum mampu bangkit dari keterpurukan. Tercatat Greenback paling terpukul oleh Poundsterling dan Euro pada sesi perdagangan Rabu (14/10).

Pada saat berita ini ditulis, Dollar AS sudah melemah sebesar 1.2 persen terhadap Poundsterling dimana berada pada level 1.5430, jauh lebih tinggi daripada posisi high sesi perdagangan kemarin sebesar 1.5387. Terhadap Euro pun Dollar tidak berkutik dengan mengalami perlemahan 0.59 persen. Saat ini pada pairing EUR/USD sudah berada di atas 1.1400 mendekati zona resisten Time Frame Daily.

Indikator ekonomi yang baru saja dirilis ini semakin mengerogoti kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve yang digadang gadangkan terwujud akhir tahun 2015 ini. Sentimen market sepertinya telah berubah dan para Investor semakin yakin bahwa suku bunga tidak jadi naik sehingga serentak melakukan aksi jual terhadap Greenback.

Tak heran, meskipun data indeks pendapatan rata rata per tiga bulan Inggris masih dibawah estimasi dan jumlah orang yang mengklaim pengangguran di sana semakin meningkat, namun tetap tidak menghalangi pairing GBP/USD untuk terus terbang.


Penyebab Turunnya Penjualan Ritel AS

Konsumen AS lebih memilih menabung pada bulan September, sehingga menyebabkan turunnya penjualan retail. Data Retail Sales terakhir menunjukan terjadinya perlambatan dengan hanya tumbuh 0.1 persen, dibawah ekspetaksi ekonom yang mematok pada angka 0.2 persen.Data bulan lalu juga direvisi turun menjadi 0.0 persen atau mengalami stagnan.

Begitu juga Core Retail Sales mengalami penurunan sebesar 0.3 persen dan data bulan sebelumnya juga direvisi turun sehingga hal ini semakin membebani kinerja Dollar AS, hal ini disebabkan karena sektor penjualan ritel menyumbang 70 persen dari perekonomian.

Semakin membaiknya data tenaga kerja dan murahnya harga minyak mentah diperkirakan akan meningkatkan belanja konsumen, namun pertumbuhan upah masih lemah sehingga tidak banyak mempengaruhi angka pembelian barang barang retail. Sepertinya konsumen AS lebih memilih menyimpan dananya untuk untuk menghadapi musim dingin nanti.

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE