Menu

Draghi ECB: Eropa Tengah Rawan Terimbas Perang Dagang

A Muttaqiena

Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, mengonfirmasi potensi ancaman perang dagang bagi perekonomian kawasan Eropa.

Sejak bergolaknya perang dagang, kawasan Uni Eropa disebut-sebut mengalami sejumlah masalah ekonomi. Upaya pemulihannya pasca krisis keuangan terhambat, sedangkan industrinya melaporkan penurunan permintaan yang cukup signifikan, meski mereka tak terlibat secara langsung dalam konflik tersebut. Hal itu disinggung oleh Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, dalam pidatonya di Frankfurt hari ini (12/Juni).

Mario Draghi mengakui besarnya ancaman perang dagang bagi perekonomian Eropa. Secara khusus, ia menyatakan bahwa negara-negara Eropa Tengah lebih rawan terimbas oleh perang dagang, dikarenakan tingginya ketergantungan mereka kepada perdagangan luar negeri dan fokus yang terlalu besar pada industri tertentu seperti pabrikan mobil.

"Model bisnis Eropa Tengah dan Timur telah menjadi rawan terhadap shock dalam kondisi keuangan dan perdagangan internasional," kata Draghi dalam konferensi ECB tersebut, "Efek dari tarif (impor) bisa membesar, karena banyaknya barang yang berulang kali dipindahkan lintas batas selama proses produksi."

Mantan pimpinan bank sentral Italia ini menambahkan, "Tantangan jangka panjang utama adalah bergerak menuju model pembiayaan dan pertumbuhan yang lebih seimbang, yang lebih mengandalkan inovasi domestik dan belanja inflasi lebih tinggi ketimbang situasinya saat ini."

Pidato Draghi kali ini mengangkat isu perdagangan global, tetapi tak menyinggung mengenai kebijakan moneter bank sentral Eropa sama sekali. Mata uang Euro pun hampir tak terpengaruh, masih melanjutkan relinya terhadap Dolar AS.

Pelaku pasar saat ini masih memegang teguh ekspektasi bahwa ECB tak akan mengubah suku bunga selama 12 bulan ke depan, sehingga Euro menguat relatif stabil dibandingkan Greenback yang didera spekulasi mengenai prospek Fed Rate Cut dalam waktu dekat. Ke depan, fluktuasi EUR/USD kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh data ekonomi AS ketimbang kabar minor dari benua biru, termasuk jadwal rilis US CPI nanti malam (pukul 19:30 WIB).


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE