Menu

ECB Hawkish Tapi Dovish, Euro Meninggi

N Sabila

ECB tidak mengubah kebijakan. Draghi mengatakan bahwa tekanan inflasi masih cukup lemah, walaupun dimungkinkan ada momentum pemulihan.

Seputarforex.com - Euro diperdagangkan di level tinggi 1.0593 per Dolar AS di sesi perdagangan Asia Jumat (10/Mar) pagi ini. EUR/USD memang sedang tampak menghimpun kenaikan 0.1 persen, tetapi dalam sepekan, mata uang tersebut masih dalam pergerakan turun 0.3 persen. Malam kemarin, Presiden ECB, Mario Draghi, mengumumkan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB).



Draghi mempertahankan kebijakan moneter dan rencana stimulus ECB bulan ini, sesuai dengan ekspektasi para analis menjelang rapat. Itu artinya, deposit rate berada di minus 0.4 persen, refinancing rate di 0.0 persen, dan jumlah QE sebesar 80 miliar Euro akan dilancarkan hingga bulan April.


ECB Masih Memandang Inflasi Lemah Tapi Proyeksi Dinaikkan

Draghi mengatakan bahwa tekanan inflasi masih cukup lemah walaupun siklus pemulihan mungkin mendapatkan momentum. "Risiko dalam outlook ekonomi Zona Euro memang sudah tidak menjadi masalah besar, tetapi perlu diketahui bahwa itu (risiko) condong ke arah penurunan, utamanya karena faktor-faktor global," kata Draghi dalam konferensi pers pasca rapat.

Dewan Gubernur ECB juga kembali mengulangi pernyataan mengenai rencana mereka untuk tetap memperpanjang program pembelian obligasi setidaknya hingga akhir tahun ini dan memotong jumlah pembelian obligasi menjadi 60 miliar Euro per bulan. Kebijakan ini pernah disampaikan pada rapat pada bulan Desember 2016 lalu, tetapi kepastiannya baru akan diputuskan pada rapat ECB April mendatang.

"Dewan Gubernur akan terus memantau perubahan inflasi jika dinilai tidak ada implikasi pada outlook stabilitas harga jangka menengah," kata Draghi. Tepat dua tahun setelah ECB mulai melaksanakan pembelian obligasi Zona Euro, inflasi telah berakselerasi menuju targetnya, hanya tinggal sedikit di bawah dua persen. Kondisi ini memicu peringatan dari sebagian pihak untuk mengurangi stimulus.

Draghi mencoba melunakkan dorongan untuk mengurangi stimulus tersebut dengan menyebutkan bahwa akselerasi inflasi sebagian besar dikarenakan oleh biaya energi. Selain itu, risiko-risiko politik seperti pemilu di beberapa negara juga dipandang memiliki potensi untuk menumbangkan pemulihan yang sedang terbentuk.

ECB juga menaikkan proyeksi inflasi Zona Euro tahun ini menjadi 1.7 persen dari 1.3 persen pada bulan Desember. Sedangkan outlook inflasi untuk tahun depan dinaikkan ke 1.6 persen dari 1,5 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE