Menu

Ekonomi Jepang Karam, Yen Sambangi Level Terlemah 7 Tahun

N Sabila

Perekonomian Jepang masuk ke resesi. Senin (17/11) pagi ini dilaporkan bahwa indeks GDP kuartal ketiga negara tersebut tenggelam ke level tahunan 1.6 persen menyusul kontraksi yang telah terjadi pada kuartal sebelumnya. Data ini kian meyakinkan prediksi bahwa PM Shinzo Abe akan menunda kenaikan pajak tahap pada tahun depan.

Perekonomian Jepang masuk ke resesi. Senin (17/11) pagi ini dilaporkan bahwa indeks GDP kuartal ketiga negara tersebut tenggelam ke level tahunan 1.6 persen menyusul kontraksi yang telah terjadi pada kuartal sebelumnya. Data ini kian meyakinkan prediksi bahwa PM Shinzo Abe akan menunda kenaikan pajak tahap pada tahun depan.


Gara-Gara Kenaikan Pajak

Angka pendahuluan GDP Jepang itu bertolak belakang dibandingkan ramalan para pengamat ekonomi Reuters yang mengharapkan kenaikan hingga 2.1 persen. GDP Jepang kali ini juga menyusul revisi kontraksi hingga 7.3 persen pada kuartal kedua, yang menjadi kemerosotan terbesar sejak bulan Maret 2011 ketika gempa bumi dan tsunami melanda Jepang.

Dengan demikian, data dari Kantor Kabinet menyimpulkan bahwa dalam basis kuartalan, perekonomian Jepang jatuh 0.4 persen pada kuartal ketiga. Konsumsi masyarakat, yang mengambil bagian 60 persen dari keseluruhan ekonomi Jepang, mengalami kenaikan 0.4 persen dari kuartal sebelumnya. Hal inilah yang mendasari diberlakukannya kenaikan pajak tahap satu yang dilaksanakan April lalu, dari 5 persen menjadi 8 persen sekaligus demi mendongkrak inflasi. Kenikan pajak inilah yang diperkirakan membanting pertumbuhan.

Merespon laporan ini, Yen menyentuh level rendah tujuh tahun terhadap Dolar AS. Yen tumbang sebanyak 0.7 persen ke posisi 117.05 per Dolar AS, level terlemah sejak Oktober 2007, sebelum diperdagangkan pada posisi 116.42 pada pukul 9:11 pagi di Tokyo, dari posisi 116.29 pada tanggal 14 November. Terhadap Euro, Yen tergelincir 0.3 persen ke posisi 146.08.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE