Menu

Ekspektasi Bunga The Fed Terkendala, Dolar AS Melemah

A Muttaqiena

Retorika Federal Reserve dan Data GDP AS yang buruk membuat para trader menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada paruh kedua tahun ini.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) melanjutkan kemerosotannya ke kisaran 101.60-an pada sesi Asia hari Jumat (27/Mei). Meski sempat berkonsolidasi selama tiga hari, Greenback berpotensi membukukan penurunan mingguan paling parah dalam empat bulan terakhir. Pasalnya, sejumlah kabar terbaru dari negeri Paman Sam membuat para trader menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada paruh kedua tahun ini.

Grafik DXY Daily via TradingView

Rilis data Gross Domestic Product (GDP) Amerika Serikat kemarin menunjukkan perlambatan kuartalan yang lebih buruk daripada ekspektasi pasar. Data GDP AS kuartal I/2022 menunjukkan pertumbuhan -1.5 persen (Quarter-over-Quarter). Angka tersebut lebih lemah dibandingkan estimasi konsensus yang sebesar -1.3 persen, maupun pertumbuhan -1.4 persen dalam pelaporan sebelumnya.

Mayoritas analis meyakini pertumbuhan ekonomi AS akan rebound pada kuartal kedua tahun ini dengan berbekal belanja konsumen yang tetap tangguh. Kendati demikian, indikasi perlambatan ekonomi dapat membuat The Fed mempertimbangkan ulang laju pengetatan moneter lanjutannya.

Pernyataan sejumlah pejabat The Fed belakangan ini juga memantik kekhawatiran pasar terhadap kelanjutan siklus kenaikan suku bunga The Fed. Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, awal pekan ini mengungkapkan bahwa The Fed kemungkinan menangguhkan kenaikan suku bunga lanjutan pada September setelah rate hike sebanyak 50 basis poin pada Juni dan Juli.

Notulen rapat FOMC The Fed yang diterbitkan pada hari Rabu memaparkan bahwa sebagian besar pejabat The Fed yakin dapat menaikkan suku bunga lagi sebanyak 50 basis poin pada bulan Juni dan Juli. Akan tetapi, analis kini mencurigai rate hike yang "lebih besar dan lebih cepat" merupakan trik untuk membuka ruang bagi penangguhan kenaikan suku bunga lanjutan pada paruh kedua tahun ini.

Yield obligasi US Treasury terus menjauh dari rekor tingginya hingga mencapai kisaran terendah dalam hampir dua bulan terakhir pada level 2.752% hari ini. Sementara itu, kombinasi retorika dovish The Fed dan data GDP yang lemah juga menekan dolar AS terhadap beragam mata uang mayor lain.

"Spekulasi tentatif pasar tentang penangguhan dalam siklus pengetatan moneter The Fed pada September jelas sekali berkontribusi melemahkan dolar," kata pakar strategi ING, sebagaimana dilansir oleh Reuters.

EUR/USD melanjutkan rebound ke atas ambang 1.0730-an saat berita ini ditulis, sementara GBP/USD merangkak naik ke kisaran 1.2620-an. AUD/USD pun melonjak 0.5 persen hingga melampaui ambang 0.7130-an seusai rilis data penjualan ritel Australia yang terbilang biasa-biasa saja pada sesi Asia.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE