Menu

Ekspor Jepang Merosot Tajam, USD/JPY Menguat

Pandawa

Ekpor Jepang turun ke level terendah sejak 2016 karena perang dagang AS-China serta melemahnya permintaan dari negara kawasan Asia lainnya. USD/JPY pun menguat.

Ekspor Jepang bulan Januari mencatat penurunan terbesar dalam kurun waktu lebih dari 2 tahun. Hal ini semakin menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan dampak perang dagang AS-China terhadap perekonomian Jepang di awal tahun 2019.

Departemen Statistik Jepang pada hari Rabu (20/2) merilis data ekspor yang anjlok ke level -8.4 persen YoY selama bulan Januari, lebih buruk dibandingkan focecast penurunan 5.7 persen, dan lebih rendah dari level -3.4 persen yang tercapai pada bulan Desember. Secara historis, data ekspor bulan lalu menjadi yang terburuk sejak Oktober 2016.

Ekspor ke China yang merupakan mitra dagang terbesar Jepang, anjlok 17.4 persen selama Januari lalu. Menurut pejabat Kementerian Keuangan Jepang, perlambatan pengiriman jelang tahun baru China sedikit banyak mempengaruhi ekspor ke China.

Sementara itu, pengiriman barang ke negara kawasan Asia lainnya--yang menyumbang lebih dari setengah total ekspor Jepang--tercatat turun 13.1 persen. Hal tersebut menandai adanya penurunan permintaan yang menambah bukti perlambatan ekonomi global.

Sedangkan ekspor Jepang ke AS bulan lalu tercatat naik 6.8 persen, sebagian besar dipimpin oleh peningkatan pengiriman mobil ke Negeri Paman Sam. Akan tetapi, impor Jepang dari AS naik 7.7 persen karena peningkatan pada pengiriman minyak mentah.

 

Defisit Neraca Perdagangan Jepang Melebar

Penurunan tajam ekspor Negeri Sakura dipicu oleh pesanan luar negeri untuk mesin, yang mencatatkan rekor terendah lebih dari sedekade pada bulan Desember lalu. Hal ini semakin dipertegas oleh sentimen bisnis yang memburuk dan menuju level terendah dua tahun, karena perang dagang menghambat aktivitas perdagangan global.

Memburuknya ekpor Negeri Sakura ternyata berimbas terhadap laporan Trade Balance yang mengalami pelebaran defisit. Tidak tanggung-tanggung, neraca perdagangan Jepang pada bulan Januari mengalami defisit sebesar 1.415 triliun Yen, lebih buruk dibandingkan ekspektasi ekonom yang memprediksi defisit sebesar 1.011 triliun Yen. Sebagai perbandingan, defisit trade balance Jepang periode sebelumnya hanya berkisar 57 miliar Yen.

 

USD/JPY Menguat Signifikan

Data ekonomi Jepang yang suram menekan pergerakan Yen. Mata uang tersebut gagal memanfaatkan momentum pelemahan Dolar AS di sesi Asia pagi ini, sehingga USD/JPY menguat signifikan. Saat berita ini ditulis, pair tersebut diperdagangkan pada kisaran 110.83, menguat 0.21 persen dari harga Open harian.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE