Menu

Ekspor Tiongkok Masih Sumbangkan Surplus Meski Meleset Dari Ekspektasi

SFN

Tiongkok melaporkan pada Kamis (10/07) hari ini bahwa data perdagangannya meleset dari ekspektasi. Para analis yang dihimpun oleh Reuters mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa permintaan dari luar China melemah dan pemulihan domestiknya masih rapuh.

Tiongkok melaporkan pada Kamis (10/07) hari ini bahwa data neraca perdagangannya meleset dari ekspektasi. Para analis yang dihimpun oleh Reuters mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa permintaan dari luar China melemah dan pemulihan domestiknya masih rapuh.


Ekspor China pada bulan Juni hanya naik sekitar 7.2 persen dari tahun lalu, padahal sebelumnya diperkirakan ada kenaikan sebanyak 10.6 persen. Namun demikian, kenaikan 7.2% tersebut sudah meningkat tipis dibanding data ekspor bulan Mei yang sebesar 7 persen. Sementara itu, impor China juga mengalami kenaikan sebanyak 5.5 persen, lebih rendah dari perkiraan Reuters, yaitu kenaikan 5.8 persen. Data ekspor-impor tersebut berdampak pada surplusnya neraca perdagangan China sebanyak $31.6 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan surplus pada bulan Mei yang mencapai $35.92.

Ekspor Meningkat, Impor Masih Lambat

Terlepas dari pemulihan yang masih rapuh, ekspor China sebetulnya mulai menampakan aktivitas yang lebih bergairah. Hal itu dikarenakan oleh peningkatan ekonomi AS serta kebijakan yang diambil oleh Pemerintah China demi membantu eksporter. Sebagai informasi, Beijing telah memperkenalkan strategi penyuntikan dana stimulus dalam beberapa bulan terakhir, sebagai upaya untuk memperbaiki perekonomian China yang melamban. Beberapa strategi lain yang juga diambil oleh Beijing diantaranya pemotongan pajak, kredit asuransi, serta hedging mata uang. Hasilnya, strategi yang disebut dengan mini stimulus tersebut cukup ampuh. Terbukti dengan output sektor manufaktur, industri, dan penjualan retail yang menunjukkan peningkatan akhir-akhir ini.

Akan tetapi, impor masih lemah gara-gara permintaan domestik yang lemah. Evans Pitchard, pengamat ekonomi China dari Capital Economics mengatakan kepada CNBC, "Pertumbuhan ekspor Juni memang terbilang lebih mengecewakan karena jauh di bawah ekspektasi. Tetapi, pertumbuhan ekspor masih lebih kuat dibandingkan dengan pertumbuhan impor (yang melambat) sebagai akibat dari kemerosotan yang terjadi pada sektor properti."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE