Menu

Emas Cenderung Surut, Produksi Industri Di China Melambat

M Septian

Harga emas berjangka cenderung melemah di sesi perdagangan Asia hari Selasa (19/1), setelah investor melihat laporan yang menunjukkan ekonomi China bertumbuh dalam laju paling lambat sejak 2009 lalu. Di sisi lain, Dolar sedang menunjukkan dominasinya terhadap mata uang utama lain.

Harga emas berjangka cenderung melemah di sesi perdagangan Asia hari Selasa (19/1), setelah investor melihat laporan yang menunjukkan ekonomi China bertumbuh dalam laju paling lambat sejak 2009 lalu. Di sisi lain, Dolar sedang menunjukkan dominasinya terhadap mata uang utama lain.

GDP China tumbuh 6.8 persen di kuartal keempat tahun 2015. Jika menilik data selama tahun 2015, hanya bertumbuh sebesar 6.9 persen atau terendah selama 25 tahun belakangan. Pencapaian tersebut sesuai dengan hasil polling yang dilakukan oleh Reuters dan menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah China, guna menstabilkan aktivitas sementara melakukan reformasi dalam perekonomiannya. Sementara produksi industri y-o-y bulan Desember terpeleset ke 5.9 persen dari sebelumnya 6.9 persen.

Spot emas hanya bergerak mendatar pada kisaran USD 1,089.10, setelah sempat mencapai 1,093.40 pada sesi sebelumnya. Sedangkan di bursa COMEX, bullion menyusut 0.17 persen menuju 1,088.90 Dolar AS per troy ons. Saat ini, Dolar AS sedang tangguh terhadap enam mata uang lama lainnya dan membuat emas terkoreksi. Terlihat dari Indeks Dolar AS yang naik ke 99.2 atau sekitar 0.1 persen. Dikutip dari CNBC, Michael McCarthy dari CMC Markets menyatakan bahwa trend penguatan Dolar dalam jangka panjang akan menekan harga emas.

Para analis juga berpendapat, lemahnya permintaan emas dari konsumen utama di dunia, yaitu China dan India telah membatasi potensi trend naik emas. Indeks belanja konsumen China telah terlemahkan perlambatan ekonomi di negara tersebut.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE