Menu

Emas Jatuh Di Bawah 1800 Gegara Optimisme Vaksin Dan Politik AS

Nadia Sabila

Harga emas turun tajam karena sejumlah negara akan bersiap merumuskan persiapan distribusi vaksin virus Corona. Selain itu, transisi kepresidenan di AS menambah optimisme pasar.

Seputarforex - Emas mengakhiri pekan ini dengan penurunan tajam. Optimisme penemuan vaksin yang semakin dekat serta makin mulusnya transisi kepemimpinan di Gedung Putih memacu minat risiko pasar. Di sesi penutupan hari ini (28/November), harga emas turun di bawah level support $1800 dan mencapai posisi terendah sejak Juli 2020.

Harga emas spot merosot 1.3 persen ke $1,787.46 per ounce pada pukul 18:15 GMT, mendekati level $1,773.10 per ounce yang terbentuk tanggal 7 Juli. Total penurunan harga emas spot pekan ini mencapai 4.5 persen. Sementara itu, harga emas futures di Comex New York turun 1.3 persen ke $1,781.90 per ounce.

"Begitu harga merosot ke bawah level kunci $1,800, maka terpiculah aksi sell-off. Ada kemungkinan harga akan menguji level $1,750, mengingat kita memiliki alasan fundamental yang kuat seperti vaksin," kata analis OANDA, Craig Erlam.

Ekuitas Amerika Serikat melejit ke rekor-rekor tertinggi, terdukung oleh optimisme vaksin. Kabar terbaru menyebutkan bahwa lembaga kesehatan AS mulai membicarakan distribusi vaksin pekan ini, sementara Inggris bersiap-siap untuk memulai persiapan program vaksin COVID-19 di bulan Desember.

Terlepas dari vaksin, tensi politik AS yang mulai mendingin turut membuat para investor berani pindah ke aset risk-on. Analis memperkirakan perdagangan global akan lebih kalem selama masa pemerintahan Joe Biden. Hal inilah yang membebani harga emas.

"Biden diyakini akan mengambil pendekatan perdagangan yang lebih kalem dengan negara-negara lain seperti China dan hal ini terefleksikan di pasar saham," kata analis Natixis, Bernard Dahdah.

Meski Trump masih melanjutkan proses gugatan kekalahan di Pilpres AS dan baru bersedia meninggalkan Gedung Putih jika Electroral Votes benar memenangkan Biden, pasar tetap yakin jika transisi kepemimpinan presiden AS akan berjalan lancar.

Akan tetapi, Bernard Dahdah memperingatkan bahwa harga emas masih punya harapan dari pelonggaran moneter. Dampak infeksi COVID-19 pada ekonomi masih akan memaksa bank-bank sentral melonggarkan moneter dengan menjaga suku bunga di level minimal. "Namun, dengan suku bunga yang ultra-rendah, dan prospek stimulus yang lebih banyak ke ekonomi, maka harga emas masih terlihat kuat dalam jangka panjang," ujar Dahdah.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE