Employment Change Australia Positif, AUD/USD Justru Melemah |
Data ketenagakerjaan Australia menguat pasca pencabutan lockdown di negara bagian Victoria. Namun, pair AUD/USD justru tertekan karena sentimen risk-off pelaku pasar.
Seputarforex - Pada hari Kamis (19/November), Biro Statistik Australia (ABS) mempublikasikan data Employment Change yang meningkat sebanyak 178.8k di bulan Oktober, mematahkan ekspektasi ekonom yang memprediksikan penurunan 30k. Pertumbuhan ketenagakerjaan kali ini juga menandai pemulihan dari periode sebelumnya, yang mencatatkan penurunan sebanyak 42.5k.
Lonjakan pertumbuhan Employment Change didukung oleh kenaikan pekerjaan full-time yang bertambah sebanyak 97k, rebound dari penurunan 40.3k di bulan September. Sementara itu, pertumbuhan pekerjaan part-time meningkat dari 2.2k menjadi 81.8k.
Langkah pemerintah setempat untuk mencabut lockdown di negara bagian Victoria menjadi katalis yang mendukung lonjakan ketenagakerjaan. Ini terlihat dari tingginya pertumbuhan lapangan kerja di Victoria pada bulan Oktober, yakni sebanyak 81.6k.
"Peningkatan kuat Employment Change mencerminkan arus besar orang untuk kembali bekerja setelah penerapan lockdown oleh pemerintah setempat… Disamping itu, hal yang menggembirakan lainnya yaitu peningkatan lapangan kerja dibarengi dengan peningkatan signifikan jumlah jam kerja, terutama di Victoria di mana jam kerja meningkat sebesar 5.6 persen," kata Bjorn Jarvis, kepala Statistik Tenaga Kerja ABS.
Sementara itu, tingkat pengangguran (Unemployment Rate) dilaporkan meningkat 0.1 persen (25k orang) menjadi 7.0 persen di bulan Oktober. Angka ini masih lebih baik ketimbang forecast ekonom untuk kenaikan menjadi 7.2 persen.
Â
AUD/USD Berusaha Lepas Dari Tekanan
Rilis data ketenagakerjaan Australia yang cukup impresif pagi ini tidak banyak mendukung pergerakan Dolar Australia hari ini. Saat berita ini diturunkan, AUD/USD justru melemah 0.12 persen dari level Open harian dan diperdagangkan di 0.7293.
Sentimen pasar kembali dikuasai risk-off karena meluasnya kekhawatiran terhadap penyebaran kasus COVID-19 yang meningkat tajam di Amerika Serikat. Hal ini secara tidak langsung meredupkan euforia vaksin yang telah menopang pergerakan mata uang komoditas sejak awal pekan lalu.