Menu

Eskalasi Krisis Ukraina Bikin Euro Ambyar, Safe Haven Mencuat

A Muttaqiena

Euro anjlok lagi ke bawah ambang 1.1300 versus dolar AS dalam perdagangan hari ini, sekaligus babak belur versus yen Jepang dan franc Swiss.

Seputarforex - Euro anjlok lagi ke bawah ambang 1.1300 versus dolar AS dalam perdagangan hari ini (22/Februari) menyusul eskalasi krisis Ukraina . Single Currency juga babak belur versus yen Jepang dan franc Swiss. EUR/JPY dan EUR/CHF masing-masing kini terpuruk pada rekor terendah tiga pekan dan empat pekan.

Grafik EUR/USD Daily via TradingView

Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin mengumumkan pengakuan kemerdekaan atas Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, dua wilayah di area Donbass yang memerdekakan diri dari Ukraina. Ia juga menginstruksikan pengerahan pasukan "penjaga perdamaian" ke kedua wilayah tersebut. Padahal, Washington pekan lalu telah memeringatkan Moskow bahwa pengakuan atas kemerdekaan kedua wilayah separatis Ukraina itu akan dianggap melanggar kedaulatan Ukraina dan undang-undang internasional.

Seorang pejabat senior AS mengatakan langkah Rusia sejauh ini belum tergolong "invasi lebih lanjut" yang dapat memicu sanksi paling keras, tetapi aksi balasan dapat diumumkan kapan saja. Inggris, Prancis dan Jerman pun setuju untuk mengenakan sanksi atas pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan Donetsk dan Luhansk.

Rubel dan euro ambruk gegara eskalasi krisis Ukraina. Sebaliknya, aset-aset safe haven memperoleh minat beli baru. Kemerosotan sejauh ini masih terbatas pada mata uang dari kawasan yang terlibat saja, karena pasar masih terus memantau situasi. Aset-aset high risk lain masih punya penopang yang cukup memadai. Saat berita ditulis, AUD/USD terus berkonsolidasi pada kisaran 0.7195 dan NZD/USD mempertahankan posisi tertinggi satu bulannya.

"Rusia belum menginvasi... (tetapi) kita masih perlu memantau perkembangan dalam krisis ini," kata Qi Gao, pakar strategi dari Scotiabank.

"Aksi jual tajam dalam aset-aset Rusia adalah pengingat jelas bahwa tensi masih sangat tinggi dan sentimen risiko terpukul lintas pasar obligasi, kredit, dan ekuitas," tulis analis Westpac dalam catatan yang dikutip oleh Reuters, "Namun, kisah komoditas masih sangat suportif dan kita berada di tengah musim bagi-bagi dividen para penambang, sehingga kita kemungkinan siap untuk pergerakan harga yang lebih terbatas di sekitar 0.72."

Pasar berikutnya akan berfokus pada jadwal pertemuan antara Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Rusia Sergei Lavrov pada hari Kamis, jika baku hantam frontal belum terjadi hingga pertemuan tingkat tinggi tersebut digelar. Pengumuman sikap lanjutan dari Gedung Putih juga dapat memengaruhi sentimen pasar ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE