Menu

Euro Amblas Di Tengah Kedigdayaan Pound Sterling

A Muttaqiena

Kurs EUR/GBP mengawali tahun 2022 dengan ambruk ke rekor terendah sejak Februari 2020. Hal ini lantaran proyeksi suku bunga bank sentral Inggris (BoE) yang lebih hawkish.

Seputarforex - Kurs EUR/GBP mengawali tahun 2022 dengan terjun ke rekor terendah sejak Februari 2020, lantaran keputusan bank sentral Inggris (BoE) untuk menaikkan suku bunga sampai 0.25 persen pada pertengahan Desember 2021. Saat berita ditulis (12/Januari), pasangan mata uang negeri jiran ini masih terpuruk pada kisaran 0.8330-an. Sejumlah analis bahkan mensinyalir pound sterling akan semakin tangguh dalam jangka pendek.

Grafik EUR/GBP Daily via TradingView

Hasil riset Barclays terbaru mengungkap fakta bahwa pound sterling merupakan mata uang G10 berkinerja terbaik selama pekan pertama 2022. Apresiasi sterling terutama berkat pelepasan posisi short yang sudah menumpuk, serta ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lanjutan pada bulan Februari mendatang. Apabila kedua topik ini terus berkembang dalam pekan-pekan mendatang, GBP akan semakin tangguh.

Data CFTC pada akhir tahun lalu menunjukkan bahwa mayoritas posisi trading atas GBP masih short. Konsekuensinya, sterling berpotensi terus menguat seiring dengan semakin banyaknya trader yang menutup posisi short mereka. Urgensi penutupan posisi short makin tinggi lantaran kuatnya spekulasi seputar kenaikan suku bunga kedua BoE.

Pasar uang saat ini memperhitungkan 75 persen peluang untuk kenaikan suku bunga pada rapat MPC Bank of England tanggal 3 Februari 2022. Peluang itu terkatrol oleh kenaikan suku bunga BoE pada Desember lalu, sekaligus juga arah kebijakan Federal Reserve yang lebih hawkish dalam notulen FOMC terakhir. Semakin cepat proyeksi "Fed rate hike", semakin cepat pula proyeksi "BoE rate hike".

Barclays menilai pound sterling akan terus terdongkrak oleh penutupan posisi short trader dalam jangka pendek. Sterling kemungkinan baru akan melempem lagi jika pasar sudah mengakumulasi posisi long kelak.

Martinez mengatakan, "Kami terus memperkirakan GBP akan berkinerja baik dalam pekan-pekan mendatang karena penggerak-penggerak ini memperoleh momentum lebih lanjut."

Berlawanan dengan BoE, bank sentral Eropa (ECB) berpotensi mempertahankan suku bunga nyaris nol dalam kurun waktu lebih lama. Anggota Dewan Eksekutif ECB, Isabel Schnabel, pada akhir pekan lalu mengutarakan bahwa kenaikan harga energi mungkin akan memaksa bank sentral untuk mulai menyoroti laju inflasi. Namun, pelaku pasar mengabaikan komentar tersebut karena konsensus beranggapan saat ini masih terlalu dini bagi ECB untuk membicarakan pengetatan kebijakan moneter.

Kesenjangan arah kebijakan BoE-ECB melatarbelakangi keterpurukan kurs EUR/GBP sekarang. Namun, pergelutan GBP/USD dan proyeksi kurs pound dalam jangka panjang lebih rumit. Pasalnya, BoE belum tentu menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih banyak daripada Federal Reserve AS. Ada tanda tanya besar terkait berapa besar realisasi "BoE rate hike" mendatang, berikut kekhawatiran analis kalau pelaku pasar berharap terlalu berlebihan pada bank sentral yang terkenal sebagai "unreliable boyfriend" itu.

"Kejutan kenaikan suku bunga BoE pada Desember langsung memicu perhitungan ulang atas (proyeksi) kenaikan suku bunga jangka pendek. Namun, pasar secara historis kesulitan memperhitungkan suku bunga terminal BoE yang jauh di atas 1 persen," kata Erick Martinez, seorang pakar strategi FX di Barclays.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE