Menu

Euro Anjlok Pasca Rilis Data PMI Manufaktur Maret 2019

A Muttaqiena

Aktivitas pabrikan Zona Euro mengalami kemerosotan dengan laju tercepat dalam enam tahun terakhir, sebagai akibat dari jatuhnya permintaan masyarakat.

Dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (22/Maret), Euro anjlok lebih dari 0.6 persen hingga mencetak level terendah 1.1288 terhadap Dolar AS. Pasalnya, laporan Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan kinerja yang jauh lebih buruk dibandingkan ekspektasi. Aktivitas pabrikan Zona Euro mengalami kemerosotan dengan laju tercepat dalam enam tahun terakhir, sebagai akibat dari jatuhnya permintaan masyarakat.

Lembaga riset Markit Economics melaporkan bahwa PMI Manufaktur (preliminer) tumbang dari 49.3 menjadi 47.6 dalam bulan Maret, padahal pelaku pasar mengharapkan terjadi perbaikan ke level 49.5. PMI Jasa hanya melandai tipis dari 52.8 ke 52.7, sesuai ekspektasi pasar. Namun, pertumbuhan sektor jasa tersebut gagal mengimbangi kejatuhan sektor manufaktur yang terakselerasi dalam kuartal pertama tahun ini.

Rincian komponen PMI Manufaktur mengungkap sebuah gambaran iklim bisnis yang memburuk secara signifikan. Bahkan, indeks pesanan baru (New Orders) melorot dari 46.3 menjadi 44.5, level terendahnya sejak akhir tahun 2012. Sebagian aktivitas pabrikan yang digarap dalam periode ini pun bersumber dari backlog, bukan pesanan yang benar-benar baru.

"Manufaktur jelas merupakan area pelemahan dan jadi sorotan saat ini. Penurunan sektor manufaktur mengalami percepatan dan akan semakin membebani perekonomian pada kuartal kedua," kata Chris Williamson dari IHS Markit. Lanjutnya lagi, "Hingga sejauh mana sektor jasa bisa membantu? (Sektor jasa) itu jelas membantu menyangga perekonomian pada kuartal pertama, tetapi mengalami salah satu pertumbuhan paling lambatnya sejak 2016. Indikator-indikator ke depan tak tampak menggembirakan."

Menurut Williamson, laporan PMI ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro untuk kuartal I/2019 hanya akan mencapai 0.2 persen. Padahal, survei Reuters pekan lalu mengungkapkan bahwa mayoritas analis mengharapkan pertumbuhan setinggi 0.3 persen.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE