Menu

Euro Melemah Setelah Trump Mengkritik Pipa Gas Jerman-Rusia

A Muttaqiena

Kemarin, Trump menyinggung kemungkinan penerapan sanksi guna memblokir pembangunan pipa gas antara Jerman dan Rusia yang bernama Nordstream 2.

Euro melandai ke kisaran 1.1280 versus Dolar AS dalam perdagangan hari Kamis (13/Juni), setelah merosot cukup dalam pada hari Rabu lantaran imbas dari sebuah komentar mengejutkan yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump. Dalam sebuah konferensi persnya kemarin, Trump menyinggung kemungkinan penerapan sanksi guna memblokir pembangunan pipa gas antara Jerman dan Rusia yang bernama Nordstream 2.

Grafik EUR/USD Daily via Tradingview

 

Trump Merasa Dipecundangi Jerman

Pipa gas Nordstream 2 sepanjang 1,230 kilometer dibangun melintasi laut Baltik untuk menghubungkan Rusia dengan Jerman Utara. Pembangunannya dimaksudkan untuk menyediakan alternatif sumber energi gas guna menanggulangi kemerosotan suplai gas domestik di Jerman dan negara-negara Uni Eropa lainnya. Namun, Trump mempermasalahkannya.

Menurut Trump, tak selayaknya Jerman membayar uang miliaran kepada Rusia sebagai imbal balik dari suplai gas tersebut, padahal Jerman hanya membayar sedikit saja untuk keanggotannya dalam NATO dimana Trump menilai Amerika Serikat turut melindungi negara-negara Eropa dari ancaman Rusia. Selain itu, Trump beranggapan akan lebih baik kalau Uni Eropa mendatangkan suplai gas dari AS jika mereka membutuhkannya.

"Kami punya sesuatu yang lebih baik. Kami punya LNG yang sangat banyak. Dan banyak negara-negara Eropa menginginkannya. Maksud saya, (LNG) dalam jumlah besar dijual ke banyak tempat di seluruh dunia, juga ke Eropa. Dan menurut saya (mendatangkan gas dari AS) itulah satu-satunya cara (yang bisa diambil jika Jerman membutuhkan gas -red)," kata Trump.

 

Uni Eropa Termasuk Sasaran Perang Dagang AS

Tak semua pernyataan Trump itu tepat. Sebagai contoh, NATO merupakan aliansi militer antara banyak negara yang masing-masing memberikan kontribusinya sendiri dalam proporsi berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan bersama. Setelah berakhirnya perang dingin, sebenarnya AS-lah yang memiliki kepentingan untuk berada di dalamnya demi menjaga dominasinya di benua biru, dan karena itulah maka mereka berkontribusi lebih besar.

Masalah impor gas dari AS juga menghadirkan masalah baru bagi Uni Eropa. Pasalnya, upaya untuk mendatangkan gas lintas samudera akan membutuhkan teknis lebih rumit dan biaya lebih tinggi ketimbang impor dari Rusia. Inilah salah satu penyebab utama mengapa hingga kini Uni Eropa masih ketergantungan pasokan gas dari negerinya Vladimir Putin itu.

Terlepas dari bagaimana duduk perkara yang sebenarnya, komentar Trump tersebut menyadarkan pelaku pasar bahwa perang dagang yang dipicunya bukan hanya menyasar "praktek dagang tidak fair"-nya China. Perang dagang ini juga digencarkan dengan tujuan untuk membendung ekspansi pengaruh geopolitik yang bisa memperkuat negara-negara adidaya baru, khususnya China dan Uni Eropa.

 

Eropa Tetap Berpotensi Dikenai Tarif dan Sanksi

Ke depan, Euro termasuk salah satu mata uang yang rentan ancaman perang dagang AS. Sekalipun seandainya pipa gas Nordstream 2 batal dikenai sanksi, masih ada banyak sektor usaha Uni Eropa yang bisa dijadikan sasaran Trump berikutnya, termasuk sektor otomotif dan agrikultur. Padahal, pelemahan sektor-sektor kunci itu bisa mengguncang perekonomian banyak negara Eropa .

"Memperkirakan penembusan EUR/USD di sisi atas pada saat ini kemungkinan prematur, karena ECB tak mungkin diam saja jika Federal Reserve melonggarkan (kebijakan moneternya) ," ungkap Petr Krpata, seorang pakar strategi dari ING, "(Selain itu) masih ada keputusan Presiden Trump mengenai tarif atas produk otomotif Zona Euro yang belum diputuskan. Karena 'perdagangan dunia menuju tahun terburuk sejak 2009', tim kami meyakini bahwa tarif otomotif akan diterapkan pada kuartal IV/2019, hal mana akan membatasi kenaikan EUR/USD ."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD

Andriawan

Trump emang S3 marketing, nyablak aja jualan gas XD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE