Menu

Euro Melempem Lantaran Isu Politik Jerman Dan Pajak Prancis

A Muttaqiena

Laju inflasi Zona Euro dilaporkan meningkat, tetapi belum cukup untuk mengubah arah kebijakan bank sentral. Euro justru dibebani oleh sejumlah isu lain.

Data inflasi Zona Euro terbaru menunjukkan kenaikan melampaui ekspektasi pasar. Akan tetapi, Euro tetap berada dalam posisi defensif versus mata uang mayor lain. Pasangan mata uang EUR/USD tertekan di kisaran 1.1001, sedangkan EUR/GBP nyaris statis di sekitar 0.8525 dan EUR/JPY macet di level 120.54. Sejumlah isu non-data ekonomi tengah membebani Euro dalam perdagangan menjelang akhir bulan ini (29/November).

Tiga faktor yang membebani Euro bersumber dari beragam topik. Pertama, kenaikan laju inflasi diperkirakan tak cukup memadai untuk mendorong bank sentral Eropa (ECB) mengubah kebijakan suku bunga-nya. Kedua, salah satu partai terbesar Jerman, Social Democratic Party (SDP), akan menggelar kontes kepemimpinan yang bisa jadi menentukan apakah koalisi pemerintah yang berkuasa akan tetap kokoh atau justru bubar. Ketiga, pemerintah AS akan menyampaikan pengumuman terbaru mengenai apakah mereka bakal melancarkan balasan terhadap keputusan Pemerintah Prancis untuk menerapkan Digital Services Tax (DST).

Grafik EUR/USD Daily via Tradingview.com

"Euro terus diperdagangkan lamban dengan EUR/USD menguji support pada level 1.1000 untuk kedua kalinya bulan ini. Rendahnya tingkat volatilitas dan peningkatan sentimen risiko investor global saat ini telah menciptakan kondisi yang kurang baik bagi mata uang berbunga rendah seperti Euro. Sepekan ini mengisyaratkan volatilitas EUR/USD telah jatuh ke rekor terendah baru. Indeks daya tarik carry (trading) kami mengirim sinyal jelas bahwa EUR/USD bisa tembus ke bawah level 1.1000," kata Fritz Louw dari MUFG.

Eurostat mengumumkan bahwa laju inflasi Zona Euro menanjak dari 0.7 persen menjadi 1.0 persen (Year-on-Year) pada laporan preliminer bulan November 2019, meskipun sebelumnya para pakar hanya memperkirakan kenaikan sampai 0.9 persen. Data inflasi inti juga menampilkan kinerja prima, meningkat dari 1.1 persen menjadi 1.3 persen (Year-on-Year). Akan tetapi, kedua referensi data inflasi konsumen tersebut masih jauh dari target 2 persen yang dipatok oleh ECB. ECB di bawah kepemimpinan Christine Lagarde diperkirakan terus mempertahankan suku bunga negatif dan Quantitative Easing yang kontroversial.

Sementara itu, pemilihan pemimpin partai SDP akan digelar di Jerman. SDP merupakan salah satu partai yang mendasari pemerintahan koalisi Jerman saat ini, bersama dengan Christian Democratic Union (CDU) yang dipimpin oleh Kanselir Angela Merkel.

Diantara para kandidat pemimpin SDP yang diunggulkan, salah satunya memiliki visi politik radikal dan dikhawatirkan mengguncang stabilitas politik di negeri pemilik ekonomi terbesar Zona Euro tersebut. Sejumlah pihak menyebutkan bahwa jika duo Saskia Esken dan Norbert Walter-Borjans menang, maka kemungkinan mereka bakal membubarkan koalisi dengan CDU dan memaksa Jerman melaksanakan pemilu dini.

Situasi di negara terbesar kedua Zona Euro, Prancis, tak kalah tegang. Prancis menerapkan Digital Services Tax (DST) sejak pertengahan tahun 2019. DST mengenakan pajak kepada perusahaan-perusahaan penyedia layanan online yang mengambil untung dari warga Prancis, di mana pun lokasi perusahaan itu berada. Sebagian perusahaan yang terdampak oleh DST merupakan perusahaan multinasional asal AS. Washington telah memberikan masa tenggat selama 90 hari untuk menginvestigasi perlunya langkah balasan terhadap Prancis, dan masa tenggat itu akan segera berakhir. Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan bakal menyampaikan keputusannya pada hari Senin depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE