Menu

Euro Menguat Tipis, Dibayangi Stagnasi Dan Krisis Politik Spanyol

A Muttaqiena

Euro terpantau menguat tipis pasca rilis data Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro, tetapi masih dibebani beragam sentimen negatif.

Euro terpantau menguat tipis pasca rilis data Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro pada hari Kamis ini (14/Februari), tetapi sebenarnya masih dibebani oleh beragam sentimen negatif. Sekitar 30 menit setelah rilis data tersebut, EUR/USD telah melandai dari rekor tertinggi harian pada level 1.1282 ke kisaran 1.1271. Dalam grafik harian, pasangan mata uang ini masih berada dekat kisaran terendah sejak bulan Desember, setelah kemarin sempat terpuruk akibat buruknya data produksi industri dan meletusnya krisis politik Spanyol.

 

Jerman Stagnan, Italia Resesi

Dalam laporan preliminer, Eurostat melaporkan bahwa GDP Zona Euro mencatat pertumbuhan 0.2 persen (quarter-over-quarter) pada kuartal IV/2018, sama persis dengan pencapaian periode sebelumnya dan estimasi pasar. GDP Tahunan juga stagnan pada level 1.2 persen, sesuai ekspektasi.

Sepintas, kabar tersebut merupakan berita baik, karena pelaku pasar sempat khawatir kalau data bakal meleset. Namun demikian, data ini sebenarnya tak menampilkan kinerja ekonomi yang memuaskan. Secara khusus, data GDP mengungkap fakta bahwa walaupun perekonomian Jerman tak sampai mengikuti jejak Italia yang tengah tenggelam dalam resesi, tetapi kondisinya terjebak dalam stagnasi.

Berikut ini rincian data GDP Zona Euro kuartal IV/2018 per negara anggota yang mewakili empat perekonomian paling dominan di kawasan:

 

Mirip Kondisi Jepang, Plus Krisis Politik

Ulasan Bloomberg Economics yang dirilis beberapa jam sebelum publikasi data GDP, menyebutkan bahwa perekonomian Zona Euro saat ini menyerupai stagnasi yang melanda Jepang sejak 20 tahun lalu dan terus berlangsung hingga kini. Hasil riset tersebut diperoleh setelah tim peneliti membandingkan data persentase perbandingan utang rumah tangga dan korporasi dengan GDP di Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Zona Euro, dan China.

Sejumlah laporan lain yang menjadi headline pada hari Rabu juga masih cenderung menekan Euro secara fundamental. Data produksi industri Zona Euro merosot 0.9 persen (month-over-month) pada bulan Januari, sehingga mencatat kemunduran sebesar 4.2 persen dalam basis year-on-year.

Sementara itu, ketidakpastian politik merebak di Spanyol, negara ekonomi terbesar keempat di kawasan ini. Pada hari Rabu malam, Parlemen Spanyol menolak rencana anggaran belanja negara tahun 2019, sehingga dikhawatirkan akan memicu pemilu dini. Kegagalan diloloskannya anggaran tersebut berhubungan dengan krisis politik lain, karena kelompok separatis Katalan berbalik menentang pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sanchez.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE