Menu

Euro Sideways Meski PMI Manufaktur Membaik

A Muttaqiena

Perbaikan PMI Manufaktur tak ditanggapi pasar, karena pernyataan pimpinan Federal Reserve menggarisbawahi kesenjangan arah kebijakannya dengan bank sentral Eropa.

Pasangan mata uang EUR/USD tertahan dalam kisaran terbatas pada awal sesi Eropa hari Kamis ini (2/Mei), meski laporan Purchasing Managers' Index (PMI) memperkuat indikasi pemulihan ekonomi Zona Euro. Pernyataan pimpinan bank sentral AS (Federal Reserve) dalam konferensi pers dini hari tadi menggarisbawahi kesenjangan arah kebijakannya dengan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB). Saat berita ditulis, EUR/USD terpantau hanya menanjak 0.13 persen ke kisaran 1.1210, padahal kemarin sempat mencapai rekor tertinggi 1.1264.

 

Sinyal Pemulihan Zona Euro Menguat

Markit Economics melaporkan bahwa indeks PMI Manufaktur meningkat dari 47.6 menjadi 47.9 pada bulan April 2019, lebih tinggi dari estimasi awal yang dipatok pada 47.8. Angka PMI di bawah ambang 50 mengindikasikan perbaikan tipis, walaupun iklim bisnis secara umum masih kontraksi. Laporan ini memperkuat harapan mengenai pemulihan ekonomi Zona Euro, setelah rilis data preliminer Gross Domestic Product (GDP) yang cukup solid untuk kuartal I/2019.

Meski demikian, Euro nyaris tak merespons sama sekali, karena sinyalemen pimpinan Fed Jerome Powell menempatkannya pada posisi aset dengan prospek suku bunga lebih rendah. Sebagaimana diketahui, ECB hingga saat ini masih mempertahankan suku bunga nol. Bahkan, mereka merencanakan peluncuran stimulus moneter baru dalam hitungan beberapa bulan mendatang.

Pergerakan EUR/USD selanjutkan akan dipengaruhi oleh jadwal rilis sejumlah data ekonomi kembali. Diantaranya data CPI Zona Euro dan data Non-farm Payroll AS esok hari.

 

Konflik Geopolitik Mulai Seret Uni Eropa

Sementara itu, konflik geopolitik global sudah mulai menyeret kawasan ini, meski belum berdampak besar. Sebuah laporan Reuters yang dipublikasikan hari ini menyebutkan bahwa Uni Eropa siap melakukan tindakan balasan terhadap AS, atau menyeret AS ke World Trade Organization (WTO) guna melindungi perusahaan-perusahaannya yang beroperasi di Kuba dari sanksi AS.

"Uni Eropa menganggap penerapan embargo unilateral lintas batas sebagai tindakan yang berlawanan dengan hukum internasional dan akan melakukan semua kebijakan yang dianggap layak (untuk menanggapinya)," kata Federica Mogherin, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa.

Pada hari Selasa, Trump mengancam akan menerapkan embargo penuh bagi Kuba jika angkatan bersenjatanya terus mendukung pemerintahan Presiden Nicolas Maduro di Venezuela melawan pemberontak oposisi Juan Guaidó yang didukung AS. Pihak Kuba telah membantah tudingan tersebut dan menyebutnya sebagai kebohongan. Namun, ancaman AS tersebut melebar hingga membahayakan kepentingan perusahaan-perusahaan asing, termasuk korporasi asal Eropa yang telah banyak berinvestasi di sektor energi dan pariwisata Kuba.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE