Menu

EUR/USD Merosot Ke Level Terendah 22 Bulan Akibat Data Ifo

Pandawa

Rilis data Ifo Jerman semakin menegaskan pandangan pasar bahwa pelemahan ekonomi kawasan Euro terus berlanjut saat memasuki kuartal kedua 2019.

Euro turun cukup dalam pada sesi perdagangan Asia hari Kamis (25/April), dengan merosot hingga menyentuh level terendah 22 bulan. Pasangan mata uang ini tampaknya masih terpengaruh oleh indeks kepercayaan bisnis Jerman versi Ifo yang dirilis kemarin sore (25/April). Pelemahan Euro tampak dari pergerakan pair EUR/USD yang saat ini diperdagangkan pada kisaran 1.1157, setelah pada Rabu kemarin melemah 0.75 persen hingga menyentuh kisaran 1.1141.

 

Data Jerman Kembali Tegaskan Pelemahan Lebih Lanjut

Data rilisan lembaga Ifo (Information and Forschung) yang merupakan indikator untuk mengukur iklim bisnis Jerman turun dari 99.7 menjadi 99.2 pada bulan April 2019. Pelemahan ini berada di bawah forecast dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan ke level 99.9. Kondisi suram pada aktivitas bisnis Jerman juga semakin dipertegas oleh indeks expectations Ifo yang turun dari 95.6 menjadi 95.2.

Hal ini menggarisbawahi outlook negatif pada ekonomi Zona Euro, mengingat Jerman merupakan negara dengan perekonomian terbesar di kawasan tersebut. Tak pelak, sentimen pasar terhadap Euro pun terpukul dan akhirnya membebani pergerakan mata uang tersebut terhadap USD,

 

Dolar AS Masih Kokoh

Selain rilis data Jerman yang mengecewakan, Euro juga ditekan oleh penguatan Dolar AS yang mendominasi mata uang mayor lainnya. Kenaikan Greenback secara signifikan tercermin dari pergerakan Indeks DXY yang naik menyentuh level tertinggi 23 bulan di level 98.19 pada sesi perdagangan New York tadi malam.

"Dolar AS menguat pesat karena lemahnya data ekonomi di negara-negara selain AS," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Securities. "Yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah pelemahan di Australia dan kawasan Euro bersifat sementara atau tidak. Kami melihat skenario pemulihan di paruh kedua 2019 untuk Eropa dan kawasan lainnya," lanjut Yamamoto.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE