Menu

Gara-Gara The Fed Dan BoJ: Efek Stimulus Terhadap Forex

A Muttaqiena

Kemarin, The Fed memotong stimulus moneter dari 85miliar dollar per bulan menjadi 75 dollar per bulan. Segera setelah pengumuman dirilis, USD menguat dalam hampir semua pair mata uang, termasuk JPY dan AUD, serta merontokkan mata uang Asia. Hari ini (20/12), BoJ, Bank Sentral Jepang, memutuskan untuk menggelontorkan program stimulus baru. Pasar langsung mengantisipasi penguatan USD terhadap yen.

Kemarin, The Fed memotong stimulus moneter dari 85miliar dollar per bulan menjadi 75miliar dollar per bulan. Segera setelah pengumuman dirilis, USD menguat dalam hampir semua pair mata uang, termasuk JPY dan AUD, serta merontokkan mata uang Asia. Hari ini (20/12), BoJ, Bank Sentral Jepang, memutuskan untuk menggelontorkan program stimulus baru. Pasar langsung mengantisipasi penguatan USD terhadap yen.


Demi Pertumbuhan Ekonomi

Stimulus moneter adalah kebijakan Bank Sentral suatu negara untuk menambah jumlah uang beredar dalam perekonomian, atau yang disebut juga kebijakan moneter longgar. Dua cara yang umum dilakukan adalah pengurangan suku bunga dan Quantitative Easing (QE). Bila suku bunga dikurangi, maka masyarakat akan lebih tertarik menggunakan uangnya daripada menyimpan di bank saja, dan korporasi bisa mendapat kredit dengan bunga rendah. Sedangkan Quantitative Easing adalah kebijakan versi baru dimana bank sentral melakukan pembelian obligasi jangka panjang demi untuk menaikkan simpanan uang di bank Sentral (monetary base/base money). Tujuannya, agar bank-bank umum lebih giat dalam memberikan pinjaman, bukan hanya menyembunyikan dana di investasi aman seperti obligasi negara.

Keduanya dilakukan dengan harapan agar jumlah uang di masyarakat meningkat, dan masyarakat bersemangat untuk melakukan aktivitas ekonomi. Bagi pasar riil, dampak yang diinginkan adalah pasar ramai, produksi meningkat, pengangguran berkurang. The Fed melakukan pemotongan stimulus (tapering) pun, alasan utamanya adalah data-data tersebut telah cukup memuaskan. Tetapi jika 'uang' didalam pasar forex bisa diibaratkan 'barang dagangan', maka berlaku hukum ekonomi: jika supply barang meningkat, maka harganya akan turun.

Satu hal yang perlu digarisbawahi disini adalah, tugas Bank Sentral bukan cuma menjaga nilai mata uang. Ketika nilai suatu mata uang terjun bebas (seperti Rupiah beberapa waktu terakhir), maka mereka akan melakukan ancang-ancang untuk intervensi. Tetapi selama mata uang dianggap masih di area 'aman', jangan harap mereka akan berbuat apa-apa.

Giliran BoJ
Standar yang digunakan BoJ dari program stimulusnya kali ini adalah peningkatan basis moneter tahunan sebesar 60-70triliun yen. Diharapkan, angka ini mampu menggenjot inflasi dan melanjutkan pemulihan ekonomi Jepang. Stimulus ini dilaksanakan sejalan dengan program-program Abenomics yang lain. Jika Anda ingat, salah satu strategi Abenomics adalah mengkoreksi nilai tukar yen; dari sini bisa kita simpulkan, sementara ini BoJ jelas tak akan ambil pusing apakah yen lemah letih lesu atau malah terjun bebas.

Chart USD/JPY 6 Bulan hingga 20 Desember 2013

Menurut hitungan Bloomberg, pada tahun ini USD telah menguat 4,3% dan Euro menguat 8,2%, sedangkan Yen jatuh 15%. Apakah Jepang sudah puas? Kami kira belum. Kita bisa mengharapkan nilai Yen turun 15% lagi; atau dengan kata lain, pelemahan Yen masih akan berlanjut, paling tidak, hingga akhir kuartal pertama tahun depan. Dengan prediksi ini, apakah lantas yen akan kehilangan statusnya sebagai mata uang safe haven? Kami kira tidak. Kita bisa mengharapkan samurai takeoff begitu data perekonomian Jepang memuaskan. Fondasi ekonomi Jepang terlalu tangguh untuk diabaikan. Lagipula, kemana lagi trader bisa mengamankan diri seandainya terjadi gonjang-ganjing ekonomi!?


Editorial Forex Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE