Menu

GBP Berupaya Rebound Pasca Rilis Data Penjualan Ritel Inggris

A Muttaqiena

GBP/USD dan GBP/JPY mencuat pasca rilis data penjualan ritel Inggris, tetapi belum keluar dari kisaran terendah satu bulan.

Poundsterling melesat sekitar 0.2 persen ke kisaran 1.2828 terhadap Dolar AS, setelah publikasi data penjualan ritel (Retail Sales) Inggris pada pertengahan sesi Eropa hari Jumat ini (15/Februari). Pounds juga unggul versus Euro dan Yen, lantaran dipacu oleh berita yang sama. Akan tetapi, pasangan mata uang GBP/USD dan GBP/JPY belum keluar dari kisaran terendah satu bulan, karena parlemen Inggris menolak menghapus probabilitas "No-Deal Brexit".

 

Penjualan Ritel Terbaik Sejak April 2017

UK Office for National Statistics (ONS) mengumumkan bahwa penjualan ritel Inggris mengalami kenaikan 1.0 persen (Month-over-Month) pada bulan Januari, dan mencatat pertumbuhan 4.2 persen secara Year-on-Year. Angka-angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan periode sebelumnya maupun estimasi awal. Secara khusus, rekor penjualan ritel YoY merupakan yang tertinggi sejak April 2017. Hal ini mengonfirmasi pernyataan Gertjan Vlieghe kemarin bahwa perilaku konsumen tak mengalami perubahan signifikan menjelang Brexit.

Kenaikan pesat juga dialami oleh penjualan ritel inti (Core Retail Sales). Indikator ekonomi ini meroket 1.2 persen (Month-over-Month). Dalam basis tahunan, penjualan ritel inti mencatat laju kenaikan nyaris dua kali lipat, dari 2.9 persen pada bulan Desember menjadi 4.1 persen pada bulan Januari.

 

PM May Kalah Lagi

Terlepas dari rilis data di atas, Poundsterling masih menyandang gelar mata uang G10 dengan kinerja terburuk pekan ini dan belum mampu menghapus pelemahan sebelumnya yang diakibatkan oleh kekalahan fatal PM Theresa May di parlemen Inggris. Pasalnya, May gagal menggolkan mosi yang akan menghapus probabilitas "No-Deal Brexit" secara implisit. Sebagian anggota partai Konservatif pro-Brexit memilih abstain, sehingga mosi tersebut hanya mampu memperoleh suara 258 vs 308 dalam voting yang berlangsung pada Kamis malam.

Untuk saat ini, para analis menilai kalau probabilitas "No-Deal Brexit" masih sangat rendah. Akan tetapi, tak ada yang berani mengatakan kalau hal itu takkan terjadi. Konsekuensinya, tekanan bearish masih membebani Poundsterling.

Para pakar dari bank investasi Goldman Sachs mengungkapkan, mereka memperkirakan ada 50 persen kemungkinan suatu kesepakatan bakal diratifikasi, karena mayoritas anggota parlemen Inggris tentu tak ingin menyaksikan terjadinya "No-Deal Brexit". Namun, mereka juga menyebutkan adanya 15 persen probabilitas bagi skenario terburuk itu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE