Menu

GBP/USD Masih Ditekan Brexit, Meski CPI Inggris Memuaskan

A Muttaqiena

Data CPI Inggris melaju lebih tinggi dari ekspektasi. Namun, ketidakpastian brexit masih mengikat poundsterling dalam area bearish terhadap USD, EUR, dan JPY.

Poundsterling masih diperdagangkan dalam area bearish versus Dolar AS, satu jam setelah data Consumer Price Index (CPI) dirilis mengungguli ekspektasi. Saat berita ditulis pada pertengahan sesi Eropa hari Rabu ini (20/Maret), pasangan mata uang GBP/USD tetap mencatat penurunan harian sebesar 0.28 persen pada level 1.3228 dan belum keluar dari kisaran sideways tempatnya beredar sejak empat hari lalu. GBP juga terus melemah versus Euro dan Yen Jepang . Pasalnya, pelaku pasar masih berfokus pada ketidakpastian brexit.

 

CPI Dan Ketenagakerjaan Dukung Kenaikan Suku Bunga BoE

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa CPI Inggris mengalami kenaikan sebesar 1.9 persen (Year-on-Year) dalam bulan Februari 2019. Padahal, estimasi ekonom memperkirakan laju inflasi konsumen hanya akan mencapai 1.8 persen, sama dengan periode sebelumnya.

Dalam basis bulanan, CPI dan PPI Input juga berhasil mencatat laju sesuai ekspektasi. CPI mengalami kenaikan 0.5 persen (Month-over-Month), sementara PPI Input meningkat 0.6 persen (Month-over-Month).

Rangkaian data ini melengkapi data ketenagakerjaan yang dirilis kemarin dalam jajaran alasan bagus bagi bank sentral Inggris ( Bank of England/BoE ) untuk mengubah suku bunga. Dalam kondisi normal, tingginya inflasi dan rendahnya tingkat pengangguran dapat diterjemahkan sebagai peluang kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Sayangnya, BoE tidak mungkin melakukan perubahan kebijakan moneter selama rencana brexit belum kelar.

 

PM May Akan Kirim Permohonan Menunda Brexit

Secara hukum, Inggris harus keluar dari Uni Eropa (brexit) dalam tempo sembilan hari ke depan, dengan ataupun tanpa kesepakatan tertentu. Dalam rangka mencegah terjadinya skenario terburuk, PM Theresa May akan mengajukan surat permohonan untuk menunda deadline brexit, agar dapat didiskusikan dalam pertemuan para pejabat tinggi Uni Eropa yang akan digelar mulai hari Kamis besok.

Pernyataan terbaru dari Downing Street No. 10 mengungkapkan bahwa PM May tidak akan mengajukan penundaan dalam waktu lama. Asisten editor politik BBC, Norman Smith, mensinyalir kalau penundaan yang diinginkan May kemungkinan hanya sampai akhir bulan Juni. Namun, mantan pimpinan partai Konservatif, Iain Duncan Smith, mengatakan bahwa 90 persen anggota partainya menginginkan penundaan brexit dalam kurun waktu lebih lama, sehingga bisa jadi akan ada "masalah besar" jika PM May mengabaikan aspirasi mereka.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE