Menu

GDP China Kuartal IV/2021 Melambat, Penjualan Ritel Lesu

Pandawa

Ekonomi China melambat karena krisis energi yang berdampak luas terhadap perekonomian. Kendati demikian, GDP China kuartal terakhir 2021 masih mengungguli proyeksi ekonom.

Seputarforex - Pada hari Senin (17/Januari), Biro Statistik Nasional China merilis data GDP kuartal IV 2021 yang tumbuh sebesar 4.0 persen secara tahunan (Year-over-Year). Pertumbuhan kali ini melambat dari angka 4.9 persen di kuartal III, namun masih lebih baik dari forecast kenaikan sebanyak 3.6 persen saja.

Meski tumbuh melambat sepanjang periode Oktober-Desember, GDP China sejatinya masih naik 8.1 persen di sepanjang tahun 2021. Pertumbuhan ini telah sejalan dengan target pertumbuhan "di atas 6 persen" untuk tahun 2021 yang ditetapkan kongres pada Maret tahun lalu.

Perekonomian China telah kehilangan momentum sejak paruh kedua 2021 karena melambatnya permintaan domestik dan internasional. Disamping itu, bencana alam yang menerjang kawasan distribusi batubara menyebabkan negara ini menderita krisis energi pada periode September-Oktober 2021. Alhasil, aktivitas manufaktur dan ekonomi secara umum terkena dampak buruk.

 

Penjualan Ritel China Merosot

Secara terpisah, rilis penjualan ritel (Retail Sales) pagi ini hanya membukukan kenaikan 1.7 persen YoY pada bulan Desember. Angka tersebut merosot cukup jauh dari perolehan 3.9 persen di bulan sebelumnya. Sebagian besar konsumen telah membelanjakan uang mereka selama festival belanja tahunan pada bulan November, sehingga terjadi penurunan yang cukup signifikan di bulan Desember.

Sementara itu, Industrial Production China naik dari 3.8 persen menjadi 4.3 persen selama bulan Desember. Data investasi aset tetap (Fixed Asset investment) juga menguat 4.9 persen secara year-to-date. Pertumbuhan investasi China cenderung stabil dalam beberapa bulan terakhir, tidak terlepas dari intervensi pemerintah yang banyak menggelontorkan stimulus untuk infrastruktur.

Secara garis besar, rilis data fundamental China pagi ini masih mencerminkan pertumbuhan ekonomi meski dibayangi oleh berbagai hambatan. Analis memperkirakan ekonomi China akan kembali rebound pada kuartal pertama 2022, didukung proyeksi cerah permintaan luar negeri dan krisis energi yang telah terselesaikan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE