Menu

GDP China Lanjutkan Rebound Di Bawah Ekspektasi

Pandawa

Data GDP China kuartal III masih menunjukkan pemulihan, tapi tingkat kenaikannya di bawah ekspektasi pasar.

Seputarforex - Pada hari Senin (19/Oktober), Biro Statistik Nasional China mempublikasikan data GDP yang meningkat 4.9 persen secara tahunan (Year-over-Year) pada kuartal ketiga. Angka ini lebih baik daripada data GDP kuartal kedua yang tumbuh 3.2 persen, tetapi lebih rendah dari ekspektasi pertumbuhan 5.2 persen.

Dalam basis kuartalan (Quarter-over-Quarter), data GDP China kuartal ketiga justru menunjukkan perlambatan yang signifikan. Laporan tersebut hanya naik 2.7 persen, jauh lebih rendah ketimbang angka 11.5 persen di kuartal. Pencapaian GDP China yang meleset dari ekspektasi menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Beijing pasca kemerosotan tajam akibat pandemi Corona.

 

Data Ekonomi Lain Kompak Menguat

Bersamaan dengan rilis data GDP, beberapa data fundamental lain seperti produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel China juga dipublikasikan. Data produksi industri dilaporkan meningkat 6.9 persen secara tahunan, jauh melampaui ekspektasi kenaikan 5.8 persen dan pencapaian periode sebelumnya di 5.6 persen.

Sementara itu, sektor investasi terus menunjukkan pemulihan yang signifikan mengacu pada data Fixed Asset Investment (investasi aset tetap). Indikator tersebut naik 0.8 persen secara year-to-date (YTD) di bulan September, sesuai dengan forecast ekonom dan lebih baik dari penurunan periode sebelumnya sebanyak 0.3 persen.

Untuk data penjualan ritel, Biros Statistik Nasional China mengkonfirmasi kenaikan sebesar 3.3 persen dalam basis tahunan, melonjak dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang hanya 0.5 persen.

Sektor pabrikan, investasi, dan ritel yang positif ikut berimbas terhadap turunnya tingkat pengangguran China bulan lalu. Unemployment Rate China dikabarkan turun 0.2 persen menjadi 5.4 persen, mendukung outlook positif bagi belanja konsumen China pada bulan-bulan mendatang.

Terus membaiknya data fundamental China dalam beberapa bulan terakhir tidak terlepas dari intervensi pemerintah yang secara masif menggelontorkan banyak stimulus, keringanan pajak, dan pemotongan suku bunga pinjaman dalam upaya merangsang pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE